Alperklinas.WahanaNews.co | Laporan Money Advice Trust mengungkapkan 20% orang dewasa Inggris atau 10,9 juta orang menunggak tagihan listrik. Jumlah ini naik 3 juta atau sekitar 45% sejak Maret 2022.
Krisis ekonomi yang melanda Inggris makin mengkhawatirkan. Penyebabnya, krisis energi dan mahalnya harga listrik.
Baca Juga:
Tata Kelola Energi Primer Kokoh, PLN Tak Khawatir Ancaman Krisis Energi Global
Tidak hanya sampai di situ, terdapat 5,6 juta warga telah rela tidak makan dalam tiga bulan terakhir sebagai akibat dari krisis biaya hidup. Jajak pendapat dilakukan ke 2.000 orang dewasa Inggris di Agustus.
Pada Agustus 2022, tingkat inflasi di Inggris masih berada di level 9,9% secara year-on-year. Untuk inflasi inti, yang tidak termasuk energi yang mudah menguap, makanan, alkohol dan tembakau, naik 0,8% secara bulan ke bulan dan 6,3% secara year-on-year.
Regulator energi Inggris mengumumkan akan menaikkan 80% batas utama tagihan listrik ke konsumen pada Oktober 2022. Tagihan listrik akan naik dari sebelumnya 1.971 poundsterling atau Rp 33,24 juta (kurs Rp 16.864) per tahun, rata-rata akan menjadi 3.549 poundsterling atau Rp 59,85 juta per tahun.
Baca Juga:
Tata Kelola Energi Primer Kokoh, PLN Tak Khawatir Ancaman Krisis Energi Global
Aturan ini mencakup 24 juta rumah tangga. Sebanyak 4,5 juta rumah tangga prabayar juga menghadapi rencana kenaikan dari 2.017 poundsterling menjadi 3.608 poundsterling.
Sebaliknya dengan Indonesia, saat ini Indonesia sedang mengalami surplus energi.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa PT PLN (Persero) saat ini tengah mengalami persoalan kelebihan pasokan listrik. Bahkan, hingga akhir tahun ini diperkirakan kelebihan pasokan listrik mencapai 6 Giga Watt (GW).
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana. Menurut Rida, hingga akhir tahun persoalan kelebihan pasokan listrik yang didera oleh PLN masih akan terjadi.