Alperklinas.WahanaNews.co | Setidaknya dua orang tewas usai ditembak polisi, saat demonstrasi memprotes pemadaman listrik bergilir berlangsung rusuh di Bangladesh pada akhir pekan lalu.
Salah satu yang tewas yakni pemimpin gerakan mahasiswa dari partai oposisi utama Bangladesh, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), Nur Alam. Ia meninggal pada Rabu (3/8) usai ditembak polisi saat memimpin protes di pulau selatan Bhola.
Baca Juga:
PT PLN Medan Lakukan Pemadaman Listrik di 10 Lokasi: Ini Jadwal dan Lokasinya
"Polisi menggunakan tongkat untuk memukul para aktivis kami dan kemudian mereka melepaskan tembakan dan salah satu pejabat partai kami ditembak mati pada hari itu," kata Khan.
Ia kemudian berkata, "Sebanyak 30 aktivis terluka. Satu dari mereka meninggal di rumah sakit Dhaka hari ini, dia juga ditembak."
Khan menjelaskan bahwa ribuan aktivis BNP turun ke jalan memprotes pemerintah dalam beberapa waktu terakhir untuk memprotes pemadaman listrik bergilir.
Baca Juga:
Polres Pemalang Evakuasi Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Pemalang
Pemadaman listrik ini berlangsung di tengah krisis energi yang menerjang Bangladesh. Pemerintahan Perdana Menteri SheikhHasina itu memberlakukan pemadaman listrik bergirik sebagai salah satu upaya berhemat.
Sebagai upaya penghematan pemerintah juga meminta seluruh masjid di Bangladesh untuk membatasi penggunaan AC.
Sementara itu, Kepala Polisi Bhola, Saiful Islam, mengatakan petugas terpaksa melepaskan tembakan usai sekitar 4.000 pengunjuk rasa melempar batu bata dan menembaki polisi.