Alperklinas.WahanaNewss.co | Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo membeberkan menyusutnya ketersediaan pasokan batu bara ke PLN dilatarbelakangi oleh rendahnya succes rate atau efektivitas pasokan penugasan yang diberikan kepada perusahaan batu bara.
PT PLN (Persero) menyampaikan bahwa ketersediaan atau stockpile batu bara mengalami penurunan. Sehingga jika kondisi tersebut dibiarkan maka krisis pasokan yang sempat terjadi di awal tahun berpotensi terulang kembali.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Adapun dari penugasan yang diberikan oleh Kementerian ESDM yakni sebesar 31,8 juta ton sepanjang Januari hingga Agustus 2022, efektivitasnya hanya sekitar 45% yakni 14,3 juta ton. Meski begitu, perusahaan melihat bahwa Stockpile batu bara masih dalam kondisi aman, berbeda jika dibandingkan akhir tahun 2021 yang jauh di bawah stok.
"Aman, tapi kami melihat tren semakin menurun. Artinya kalo kondisi ini dibiarkan berlarut-larut maka kondisi yang tadinya aman bisa bergeser jadi kondisi krisis kembali," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Selasa (9/8/2022).
Di sisi lain, PLN juga meminta tambahan batu bara sebesar 7,7 juta ton. Hal tersebut seiring dengan adanya peningkatan demand listrik sebesar 5,3 terawatt hour (TWh) dari diprediksi awal.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
"Ada peningkatan demand sebesar 5,4 terawatt hour (TWh) on top dari yang sudah diprediksi, untuk itu memang kami membutuhkan tambahan pasokan batu bara sekitar 7,7 juta metrik ton untuk mengatasi pertumbuhan demand," kata dia.
EVP Batubara PT PLN (Persero) Sapto Aji Nugroho sebelumnya membeberkan bahwa PLN terancam defisit pasokan batu bara menyusul langkah para pemasok yang lebih memilih menahan pasokan dibandingkan menyuplainya ke PLN. Hal tersebut membuat perusahaan setrum pelat merah ini semakin sulit dalam mendapat pasokan batu bara.
Menurut dia beberapa pemasok yang mendapat penugasan dari Dirjen Minerba sebenarnya akan berusaha untuk memasok kebutuhan batu bara ke PLN. Namun demikian, mereka meminta agar pasokan batu bara dapat dikirimkan pada triwulan ke empat, setelah Badan Layanan Umum (BLU) sebagai pemungut iuran batu bara terbentuk.
"Mereka minta di triwulan keempat mengapa? Mereka berharap BLU sudah mulai implementasi dia tidak menolak penugasan Minerba tetapi mengatur jadwalnya setelah BLU keluar," ujarnya dalam Diskusi Publik BLU Batubara Selasa (2/1/2022).
Saat ini stok batu bara PLN sendiri masih berada di level 19 hari operasi (HOP). Namun, jika BLU tidak segera terbit, PLN akan mengalami kesulitan dalam hal kontrak pemenuhan batu bara, sudah pasti HOP juga turut menurun. [tum]