Alperklinas.WahanaNews.co | Pajak atas ekspor nikel mulai tahun ini untuk meningkatkan pendapatan negara akan dikenakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mengutip Reuters, Jumat (19/8), wacana ini muncul seiring dengan rencana Jokowi yang menginginkan Indonesia jadi produsen mobil listrik. Pengenaan pajak ia harapkan bisa membuat nikel bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk membuat baterai kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Buka Suara, Soal Tudingan AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel RI
Agar itu bisa terwujud, Jokowi belum lama ini sudah meminta produsen kendaraan listrik Tesla untuk memproduksi mobilnya, serta baterai di negara ini.
Tapi di tengah keinginan itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan justru mengatakan Tesla malah membeli nikel dari Indonesia. Mereka telah membuat kesepakatan senilai sekitar US$5 miliar untuk membeli produk nikel dari perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di Morowali, Indonesia, di pulau Sulawesi.
Bahan nikel akan digunakan dalam baterai lithium Tesla. Luhut menambahkan kementeriannya masih bernegosiasi dengan Tesla. Tetapi Musk masih sibuk dengan urusannya mengenai Twitter.
Baca Juga:
Balai Kemenperin di Makassar Dukung Pemerataan Ekonomi Wilayah Timur
Adapun perusahaan yang telah berinvestasi dalam manufaktur kendaraan listrik di Indonesia adalah Toyota Motor Corp, Mitsubishi Motors Corp, dan Hyundai Motor Group asal Korea Selatan.
Kemudian, ada SGMW Motor Indonesia, bagian dari joint venture SAIC Motor Corp Ltd 600104.SS, General Motors Co GM.N dan Wuling Motors 0305.HK yang membangun pabrik perakitan kendaraan listrik di Indonesia. [tum]