Alperklinas.WahanaNews.co | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turut meramaikan [RE]Spark Renewable Energy Festival 2022 lewat salah satu programnya, Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (GERILYA).
Partisipasi ini menandai komitmen pemerintah untuk mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia, khususnya di kalangan mahasiswa.
Baca Juga:
Satset Gerilya Bahas PLTS Terapung, Sasar Milenial Jakarta
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana, dalam pembukaan festival memperkenalkan kepada seluruh peserta yang hadir tentang upaya Kementerian ESDM dalam menjalankan transisi energi.
"Kementerian ESDM juga mempunyai program Gerilya yang merupakan program pengembangan mahasiswa untuk disiapkan menjadi professional di bidang energi terbarukan khususnya energi surya," ungkapnya pada acara yang diprakarsai oleh New Energy Nexus Indonesia ini, Kamis, (2/6).
Di kesempatan tersebut, Kementerian ESDM sebagai salah satu exhibitor telah memperkenalkan kepada masyarakat bagaimana latar belakang munculnya program Gerilya, sumbangsih Gerilya untuk transisi energi di Indonesia, hingga berbagi peluang kerjasama dengan stakeholder perusahaan yang siap berkolaborasi dengan Gerilya.
Baca Juga:
Gerilya Gelar Diskusi PLTS Aplikatif Bagi Mahasiswa Surabaya
"Selama ajang ferstival tersebut, antusiasme pengujung sangat tinggi di booth Kementerian ESDM. Selain banyak dari kalangan mahasiwa, para inovator juga mengapresiasi apa yang kami lakukan melalui Program Gerilya," jelas Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Sabtu (4/6).
Program yang berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini betujuan untuk meningkatkan bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan kolaborasi lintas generasi lintas institusi.
Di samping itu, tujuan lain dari adanya program magang ini adalah bagi mahasiwa adalah mendapatkan pengalaman bekerja pada lingkungan profesional sesungguhnya, sehingga siap menapaki dunia kerja selepas masa kuliah.
Program ini telah berjalan selama 2 batch, pada batch 1 peserta Gerilya telah berkontribusi membantu dalam proses instalasi PLTS Atap baru sebesar lebih dari 2,3 MWp dan penyusunan dokumen pra-studi kelayakan PLTS Atap dengan toytal kapasitas lebih dari 2 MWp.
Program Gerilya Batch II sendiri mendapat antusiasme luar biasa dari mahasiswa di seluruh perguruan tinggi Indonesia. Kendati hanya dibuka dalam satu pekan, tercatat sebanyak 1228 peserta yang mendafatar dari lebih darii 60 Universitas di Indonesia, lolos administrasi 700 peserta, lolos tes interview 120 peserta, dan lolos tahap akhir sebanyak 57 peserta dari 29 Universitas di Indonesia.
Program Gerilya sendiri diluncurkan secara resmi oleh Menteri ESDM dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada 13 Agustus 2021. Melalui kolaboarsi dengan Program Kampus Merdeka, program yang khusus diperuntukkan bagi mahasiswa aktif tingkat Dipolma IV/Strata I (S-1).
Sistem pembelajaran Gerilya dirancang dengan dua tahapan pembelajaran. Pertama, course berlangsung selama tiga bulan dengan mempelajari materi dasar tentang pengetahuan energi terbarukan, kebijakan energi nasional, product knowledge PLTS Atap, pengetahuan teknis dan keekonomian PLTS Atap, design, pemasangan dan perawatan PLTS Atap hingga materi soft skill seperti mekanisme strategi marketing.
Kedua, team-based project. Para mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk terjun langsung ke perusahaan pengembang PLTS Atap. Selama 3 bulan TBP, peserta Gerilya akan membantu perusahaan dari segi operasional dan memahami teknis PLTS melalui pembuatan studi kelayankan, analisa teknis dan ekonomi, serta penyusuan strategi marketing.
Harapannya, program ini mampu mempersiapkan sumber daya manusia secara mumpuni dalam mengola dan mempercepat akselerasi transisi energi bersih di Indonesia melalui tenaga surya. Selama pelaksanaan program Gerilya, Kementerian ESDM telah melibatkan para pemangku kepentingan mulai dari antarkementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), badan usaha swasta, akademisi, praktisi, asosiasi hingga NonGovermental Organization (NGO).
Sebagai informasi, acara [RE]Spark 2022 berlangsung selama 2 hari, dari tanggal 2 hingga 3 Juni 2022. Acara ini terdiri dari Exhibition, Investor Speed Dating, Hackathon, dan Workshop. Lebih dari 30 inovator dan startup pamerkan inovasi energi terbarukan di festival tersebut.
Latar belakangnya diadakan acara [RE] Spark 2022 ini adalah perlunya program inkubasi dan wadah mempertemukan para innovator muda di bidang energi terbarukan agar dapat mengembangkan ide inovasinya ketahap lanjut agar sumbangsih yang diberikan kepada transisi energi dan juga masyarakat dapat lebih maksimal. [tum]