Alperklinas.Id I EVP Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi mengatakan, tantangan utama saat transisi energi saat ini yaitu masalah keseimbangan suplai dan permintaan listrik.
Menurutnya, ketika pasokan listrik tengah melimpah, tapi tidak diikuti peningkatan permintaan listrik, tidak mungkin membiarkan pasokan terus ditambah.
Baca Juga:
PLN Rayakan Hari Kebangkitan Nasional dengan Promo Tambah Daya Listrik Hemat 50%!
PT PLN (Persero) membeberkan sejumlah tantangan dalam mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), terutama di saat pasokan listrik saat ini masih melimpah (over supply).
"Tantangan saat ini di pembangkitan industri EBT yang paling utama adalah transisi energi ini harus seimbang supply dan demand yang utama. Gak mungkin naikkan suplai terus," ungkapnya dalam "Coal Outlook: Meneropong Masa Depan Industri Batu Bara Indonesia" CNBC Indonesia, dikutip dapa Rabu (24/11/2021).
Tantangan selanjutnya menurutnya yaitu kesiapan kelistrikan dan keekonomian proyek.
Baca Juga:
Yuk Mari Ramai Daftarkan ! PLN Hadirkan Promo Tambah Daya 50%,Spesial Sambut Harkitnas
"Dan terpenting harus diikuti kemampuan domestik produksi EBT," imbuhnya.
Dia mengatakan, saat ini sistem kelistrikan nasional sudah lebih dari cukup dipasok dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 35 ribu Mega Watt (MW) berbasis batu bara. Terlebih, lanjutnya, saat ini masih ada beberapa proyek pembangkit listrik dari 35 ribu MW tersebut yang masih dalam tahap konstruksi, dan akan mulai beroperasi pada beberapa tahun mendatang.
"Jangan hanya bicara suplai tapi bagaimana demand perlu ditingkatkan, sehingga nanti suplai tambahan bisa diisi EBT. Selain itu, saat ini ya harga listrik EBT masih lebih tinggi dari PLTU, ini tantangan," ungkapnya.
Dia menyebut, saat ini bauran EBT di pembangkit listrik PLN telah mencapai 12%. Dan mengacu pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUTPL) 2021-2030, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT baru akan mendominasi yakni 51,6% atau sekitar 20,9 Giga Watt (GW), kebanyakan akan dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (tum)