WahanaNews – Alperklinas, Jakarta - Sektor industri, transportasi, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) disorot sebagai penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta.
Akhir-akhir ini polusi udara menghantui wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Baca Juga:
DKI Jakarta Peringkat Kelima Terburuk Kualitas Udara Pasca-Libur Idul Fitri
Menanggapi hal tersebut, Executive Vice President (EVP) Operasi Sistem Ketenagalistrikan PLN Dispriansyah membantah, industri dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batubara menjadi penyebab polusi udara Jakarta yang memburuk dan semakin parah.
Dispriansyah mengatakan, industri PLTU di sekitar Jakarta sudah beroperasi sejak puluhan tahun. Pada saat pandemi Covid-19 pun, keberadaan PLTU tidak mempengaruhi kualitas udara di Jakarta.
Memang, PLTU beroperasi tidak baru-baru ini, tetapi sudah lebih dari dua tahun lalu. Baca Juga: KLHK Bantah Informasi Polusi Udara di Jakarta Berasal dari PLTU.
Baca Juga:
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Urutan Sembilan di Dunia
"Transportasi justru yang menjadi penyebab polusi udara yang semakin buruk," kata Dispriansyah saat ditemui Kontan.co.id, Selasa (15/8) dilansir Sabtu (19/8/2023).
Selain transportasi, kata Dispriansyah, cuaca yang lebih panas akhir-akhir ini juga disinyalir menjadi penyebab polusi udara di Jakarta.
Menurut data dari situs IQAir, kota Jakarta menduduki peringkat ketiga sebagai kota terburuk kualitas udaranya di dunia.
Adapun tingkat baik atau buruknya suatu kualitas udara adalah dinilai berdasarkan tingkat PM 2,5-nya. Semakin tinggi angka PM 2,5, maka semakin buruk juga kualitas udara di suatu daerah.
[Redaktur: Alpredo Gultom]