WahanaNews-Alperklinas, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui Program Eco Agrotomation (Budidaya Tanaman Berbasis Otomasi yang Ramah Lingkungan) berhasil menghijaukan lahan seluas 1,3 hektar (ha) di Desa Tanjung Karangan, Muara Enim. Awalnya lahan ini adalah lahan tidur dan mulai ditanami lebih dari 40.000 bibit tanaman.
VP Sustainability PTBA Hartono mengatakan, upaya pencapaian target karbon netral (Net Zero Emission) serta penanggulangan perubahan iklim tak dapat dilakukan sendirian. Sinergi bersama para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sekitar perusahaan, sangat diperlukan.
Baca Juga:
Sumsel Dorong Pembangunan Ekonomi Rakyat Berbasis Agrowisata
"Komitmen tersebut dibuktikan dengan mengajak para pioneer, inisiator, dan pembawa perubahan yakni para Local Hero untuk bersama melakukan perubahan bagi peradaban yang lebih baik," ujar Hartono dalam keterangan resmi, Jumat (27/10/2023).
Keberhasilan Program Eco Agrotomation bukan hanya hasil dari PTBA semata namun juga tak lepas dari tangan dingin pria berusia 40 tahun yang merupakan Local Hero dari Desa Tanjung Karangan, yaitu Zailani.
Zailani menuturkan, budidaya tanaman berbasis otomasi yang ramah lingkungan ini berawal dari adanya pembinaan Program Kampung Iklim oleh PTBA di Desa Tanjung Karangan. Dari situ, tumbuh semangat peduli lingkungan di tengah-tengah masyarakat desa. Bersama 10 orang anggota, Zaliani kemudian menekuni Program Eco Agrotomation untuk mendukung program-program penghijauan di daerah sekitarnya.
Baca Juga:
Pemkab Madina : Pencanangan Agrowisata Rambutan
"Kami sangat berterima kasih pada PT Bukit Asam Tbk yang selama ini telah mendukung kami untuk mengembangkan program dengan lebih baik melalui pelatihan, pendampingan, hingga pengembangan program. Saya bersama tim, tak henti mengajak masyarakat untuk terus peduli terhadap lingkungan agar bumi yang kita tinggali tetap lestari," tutur Zailani.
Pada 2022, dia bersama PT Bukit Asam Tbk memulai pengembangan usaha dengan menerapkan otomasi berbasis energi baru terbarukan, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dalam proses budidaya tanaman. Sebelum diotomasi, penyiraman dan pemupukan tanaman dilakukan secara manual sehingga kuantitas air dan pupuk yang diberikan tidak dapat dijaga sesuai standar.
Berkat otomasi itu, sekarang penyiraman dan pemupukan tanaman dapat dilakukan secara otomatis dengan takaran sesuai standar. Tanaman yang dihasilkan jadi lebih baik dan penggunaan air lebih efisien. Sistem otomasi tersebut juga memiliki dashboard monitor yang terhubung dengan ponsel, sehingga memudahkan pengelola untuk memantau dan mengelola budidaya tanamannya.
Misi ramah lingkungan juga dicapai melalui penggunaan PLTS untuk sumber listrik. Tak hanya menurunkan emisi dari proses budidaya tanaman, otomasi berbasis energi baru terbarukan (EBT) ini juga menurunkan biaya operasional harian.
Program Eco Agrotomation di Desa Tanjung Karangan kini tak hanya mendukung peningkatan ekonomi masyarakat, tapi juga sudah mampu secara rutin menjalankan program kepedulian sosial di lingkungan sekitarnya. Di antaranya melalui pemberian bantuan bagi lansia, anak yatim, maupun bantuan insidentil untuk bencana alam.
Di samping itu, Program Eco Agrotomation di Desa Tanjung Karangan juga telah berkembang menjadi lokasi agrowisata. Banyak instansi pendidikan maupun pemerintah melakukan kunjungan wisata sekaligus pembelajaran terkait budidaya tanaman berbasis otomasi yang ramah lingkungan.
[Redaktur: Alpredo Gultom]