Alperklinas.Id | Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan pihaknya telah mengalihkan empat kargo gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) yang semula ditujukan untuk ekspor menjadi dikirimkan untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero) di Januari 2022 ini.
Arief Setiawan Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, mengatakan bahwa pengalihan kargo LNG ekspor ini dilakukan karena PLN membutuhkan tambahan gas mendesak, terutama ketika pasokan batu bara untuk pembangkit listrik juga mengalami kritis sejak awal tahun 2022 ini.
Baca Juga:
Korupsi LNG Pertamina, KPK Tetapkan Dua Tersangka Baru
"Di awal tahun Januari 2022 ada ketidakcocokan pengiriman LNG dari hulu, dari kilang LNG Bontang dan Tangguh ke PLN. Ini karena batu bara PLN yang sedikit berkurang. Kita mengubah pengiriman ekspor ada empat kargo yang di-reschedule dan dialihkan ke PLN di Januari 2022 ini," jelasnya saat konferensi pers, seperti dilansir dari CNBCIndonesia, Senin (17/01/2022).
Dia merinci, empat kargo LNG ekspor yang dialihkan ke PLN tersebut berasal dari Kilang LNG Tangguh, Papua yang dioperasikan BP Berau Ltd sebanyak dua kargo dan dua kargo lainnya dari Kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur, yang dioperasikan Badak NGL, afiliasi PT Pertamina (Persero).
Empat kargo LNG ekspor yang dialihkan untuk PLN tersebut menurutnya akan dijadwal ulang untuk tujuan ekspor tersebut, sehingga ini diharapkan bisa menghindari terjadinya penalti dari pembeli luar negeri tersebut.
Baca Juga:
Tindakan Karen Agustiawan Rugikan Negara, Hakim Vonis 9 Tahun Penjara
"Kita penjadwalan ulang. Empat kargo itu, untuk menghindari penalti dari buyer, kita rescheduling ekspor," tuturnya.
Dia mengatakan, tahun ini pihaknya mengalokasikan 58 kargo LNG untuk memenuhi pasokan pembangkit listrik PLN, terdiri dari 13 kargo LNG dari Kilang LNG Bontang dan 45 kargo selebihnya dari Kilang LNG Tangguh.
Dia mengakui, sebetulnya ada kontrak gas dengan PLN yang belum bisa dipenuhi tahun ini karena tertundanya proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh. Namun karena LNG diprioritaskan untuk kepentingan dalam negeri, maka pihaknya harus memenuhi kebutuhan PLN dan industri dalam negeri terlebih dahulu dan mengatur kebutuhan ekspor.