Alperklinas.WahanaNews.co | Holding dan subholding di tubuh PT PLN (Persero) sudah resmi dibentuk pemerintah dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengatakan, harapannya holding dan subholding tersebut dapat menjadi transparansi dan meningkatkan kinerja perseroan melalui efisiensi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Lalu apakah Subholding PLN akan didorong ke IPO? Wamen Pahala mengungkapkan, sampai saat ini PLN akan berfokus kepada transisi energi di sektor pembangkit listrik. Bahan bakar pembangkit listrik batu bara dapat mencari solusi alternatif, dalam hal ini perusahaan dapat mengakselerasi pengoperasian yang lebih pendek.
"Saya rasa dua hal itu yang menjadi fokus utama kita khususnya di sektor pembangkit," kata Pahala kepada CNBC Indonesia, dalam Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (3/10/2022).
Seperti yang diketahui, Kementerian BUMN melakukan transformasi besar-besaran di tubuh PLN. Salah satunya dengan membentuk holding dan subholding, yang mana PLN sendiri akan bertindak sebagai holding mengurus transmisi listrik.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Sementara sub holdingnya merupakan bagian dari pembangkit-pembangkit milik PLN. Nah, yang menarik, selain sebagai holding, PLN diminta untuk membuat unit bisnis di luar transmisi listrik dalam hal ini adalah 'Beyond Kwh'.
Pahala mengungkapkan, hal terpenting untuk 'Beyond Kwh' adalah mencari alternatif optimalisasi pelanggan yang telah dimiliki perseroan. Seperti diketahui, PLN memiliki jumlah pelanggan baik itu rumah tangga maupun industri yang luar biasa.
"Ini tentunya merupakan alternatif buat PLN dalam hal ini icon plus untuk bisa memiliki kontribusi yang lebih lagi. Saya rasa dari sisi kita melihatnya seperti itu," ungkapnya.