Alperklinas ID | PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) yang merupakan pengembang pada proyek PLTP Sorik Marapi, di Mandailng Natal (Madina) Sumatera Uatra, melaporkan bahwa pada tanggal 24 April 2022, terjadi semburan liar (blow out) yang diikuti dengan keluarnya gas H2S ketika berlangsung pengeboran sumur panas bumi T-12.
Semburan liar merupakan salah satu potensi bahaya yang dapat terjadi dalam kegiatan pengeboran sehingga prosedur dan peralatan untuk pencegahannya juga harus dipersiapkan dengan baik.
Baca Juga:
Akibat Diduga Pekerjaan PT SMGP, Pemandian Air Panas dan Air Wudu ke Masjid Sibanggor Julu Keruh
PLTP Sorik Marapi saat ini mengoperasikan 2 unit pembangkit dengan kapasitas pembangkitan 90 MW yang membantu meningkatkan kehandalan jaringan transmisi ketenagalistrikan Sumatera Utara.
Dalam rangka pengembangan PLTP Sorik Marapi Unit III, SMGP melakukan kegiatan pengeboran sumur panas bumi yang salah satunya sumur T-12 untuk penyediaan suplai uap PLTP Unit III.
Pengeboran sumur T-12 mulai dilaksanakan sejak tanggal 20 April 2022 dan direncanakan berlangsung selama 44 hari dengan target kedalaman 2700 m.
Baca Juga:
Warga Tuntut PT SMGP Terkait Pembukaan Sumur V01
Ketika terjadi steam kick, kedalaman sumur baru mencapai 370 m dan belum mencapai zona reservoir sehingga memiliki kemungkinan kecil terjadinya steam kick.
Dari penelusuran terhadap data-data pengeboran, penyebab munculnya semburan liar di duga berasal dari sumur T-11 yang berjarak kurang lebih 7 meter dari sumur T-12. Tim Kementerian ESDM terus melakukan pendalaman untuk menemukan penyebab semburan liar tersebut.
Dampak dari kejadian tersebut, dilaporkan sebanyak 19 orang warga masyarakat dan 2 orang kru pengeboran terpapar gas H2S yang keluar dari semburan liar.