Dalam kesempatan itu, Kementerian ESDM juga mengharapkan agar Pemerintah Daerah dan masyarakat Kota Probolinggo ikut mengamankan serta memelihara infrastruktur jargas untuk rumah tangga ini sehingga manfaat gas bumi melalui pipa khususnya untuk sektor rumah tangga sebagai bahan bakar yang murah, nyaman, ramah lingkungan dan aman dapat terwujud dengan baik.
Masyarakat Kota Probolinggo menyambut gembira pembangunan jargas rumah tangga ini. Walikota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengatakan, banyak masyarakat Kota Probolinggo yang berkeinginan rumahnya dipasang jargas namun terkendala keterbatasan kuota. Oleh karena itu, Hadi akan mengusulkan kepada Kementerian ESDM agar tahun depan dapat kembali dibangun jargas.
Baca Juga:
Satgas Baru Dibentuk, Hilirisasi Industri Bisa Gunakan Dana APBN
"Fakta di lapangan, masyarakat yang minta dipasang jargas banyak. Karena keterbatasan kuota, tidak semua terpenuhi. Kami akan tetap mengusulkan agar ada penambahan kuota tahun depan. Kalau tidak ada, masyarakat dapat memasang jargas melalui jalur mandiri," kata Hadi.
Dalam kesempatan yang sama, Komite BPH Migas Wahyudi Anas menyebutkan, BPH migas telah menetapkan harga jual gas untuk Probolinggo dengan harga rumah tangga kelompok 1, Rp 4.250 per m3. Lebih murah jika dibandingkan LPG 3 kg maupun LPG 12 kg.
Sementara GM SOR 3 PT PGN, Edi Armawiria menambahkan, pembangunan jargas merupakan salah satu upaya PGN mendukung transisi energi menuju energi bersih yang harus menjadi prioritas. "Penambahan titik jaringan gas rumah tangga pada Kota Probolinggo hari ini semoga semakin mempermudah akses energi gas bumi bagi 4.153 pelanggan," papar Edi.
Baca Juga:
Pemerintah Targetkan Selesaikan Proyek Pipa Gas Dumai-Sei Mangkei 400 Km Tahun 2027
Kementerian ESDM dengan dana APBN telah membangun jargas sejak tahun 2009 dan hingga 2021, telah terbangun 662.431 Sambungan Rumah (SR) yang terdistribusi di 17 provinsi dan 57 kabupaten/kota. [tum]