WahanaNews.co, Jakarta - PT PLN (Persero) mengungkapkan saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin cukup memungkinkan untuk dibangun di Pantai Utara Jawa. Hal tersebut menyusul dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin masif.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dengan teknologi baru, PLTB yang dibangun di Pantai Utara Jawa lebih ekonomis dibandingkan menggunakan teknologi yang ada sebelumnya. Pasalnya, dengan teknologi ini, tiang PLTB yang dibangun dapat mencapai ketinggian 140 meter.
Baca Juga:
PLN Grup Bawa Komitmen Investasi Kelistrikan dari Indonesia-China Business Forum
Sementara dengan teknologi yang sebelumnya, ketinggian tiang PLTB hanya mencapai 70 meter, sehingga dinilai kurang ekonomis lantaran hanya mampu menghasilkan listrik sebesar 7 Mega Watt (MW).
"Menggunakan teknologi baru tingginya 140 meter, kecepatan anginnya meningkat dari 4 meter per detik menjadi 6,5 meter per detik, bahkan sampai 7 meter per detik, di mana kapasitas faktornya meningkat menjadi 30-32 persen. Artinya, potensi pembangunan listrik tenaga bayu dengan teknologi lama akan sulit diterapkan di Pantai Utara Jawa. Tapi dengan teknologi baru, bisa," kata Darmawan dalam acara Road to PLN Investment Days 2024 di Jakarta, Rabu (6/3/2024) melansir CNBC Indonesia.
Darmawan menghitung, dengan teknologi terbaru listrik yang dihasilkan dari PLTB juga semakin murah. Adapun apabila harga listrik PLTB menggunakan teknologi lama berkisar di level US$ 11 sen per kWh, melalui teknologi sekarang hanya US$ 5,5-6 sen per kWh.
Baca Juga:
PLN Bawa Ilmu dari Negeri China untuk Kembangkan Manufaktur Ketenagalistrikan
"Kami juga kaget. Dulu kami bangun pembangunan listrik tenaga bayu US$ 11 sen, yang baru ini hanya sekitar US$ 5,5-6 sen. Ini kenapa? Dengan adanya inovasi, maka cost of electricity kami dari renewable energy semakin turun," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, PT PLN (Persero) saat ini tengah melakukan pembahasan terkait revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Adapun perubahan RUPTL yang baru ini diperkirakan sampai dengan tahun 2040.
Setidaknya hingga 2040 mendatang, akan ada penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 80 Giga Watt (GW). Dengan rincian yakni 75% berasal dari pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) dan 25% berasal dari pembangkit berbasis gas.
[Redaktur: Alpredo Gultom]