Alperklinas.WahanaNews.co | Pengemudi ojek online (ojol) menceritakan pengalaman pakai motor listrik untuk mencari pundi-pundi rupiah di Jakarta.
Achmad Iskandar, pengemudi ojol di Jakarta mengatakan baterai yang digunakan di motornya bisa mencapai 60 kilometer dalam sekali pakai. Ia pun terbantu dengan metode swap baterai atau tukar baterai di gerai.
Baca Juga:
Inovasi dari Bekasi, Inilah Baterai Mobil Listrik dengan Harga Tak Terduga
"Saya setiap hari bisa lebih dari 60 km. Hadirnya SPBKLU ini membuat penggunaan motor listrik lebih mudah, karena mengganti baterainya cepat dan bisa kembali bekerja mengantar penumpang," kata Achmad dalam keterangan resmi PLN, Rabu (12/10).
Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) merupakan tempat penukaran baterai, yang digunakan para pengemudi motor listrik tersebut.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan kehadiran layanan tukar baterai ini memudahkan pengguna sepeda motor listrik dalam mengisi daya kendaraannya.
Baca Juga:
RI Bakal Diincar Dunia di 2040, Ini Alasannya
"Jadi konsepnya sangat mudah, pengguna motor listrik cukup datang ke SPBKLU, buka aplikasi PLN Mobile, lalu tukar baterai dengan yang dayanya sudah terisi penuh dan siap untuk digunakan. Hanya sekitar 1 menit, lewat PLN Mobile langsung dapat baterai dengan daya penuh," katanya, Rabu (12/10) lewat keterangan tertulis.
Dia mengatakan PLN menargetkan pengoperasian 70 unit SPBKLU pada tahun ini. Hingga September 2022, PLN telah melakukan uji coba operasional 16 unit SPBKLU yang ada di Jakarta.
SPBKLU ini merupakan bagian dari kerja sama antara PLN, BRIN, Grab dan Viar. Pada Oktober, PLN akan menambah 4 unit lagi SPBKLU dan 50 unit SPBKLU di bulan Desember.
"SPBKLU ini infrastruktur penting dalam mendorong masifnya kendaraan listrik di Indonesia. Mengingat, untuk bisa mendorong pertumbuhan kendaraan listrik banyak didorong dari kendaraan roda dua. Ditambah saat ini harga motor listrik sudah bersaing dengan motor berbahan bakar minyak," tuturnya.
Lebih lanjut ia berharap dengan semakin banyaknya jumlah SPBKLU dapat mendukung terbangunnya ekosistem kendaraan listrik untuk mempercepat transisi energi bersih di Tanah Air.
Dari sisi emisi, lanjut Darmawan, sektor transportasi menyumbang 280 juta ton CO2e per tahun. Hal ini menjadi salah satu penyumbang emisi karbon dan beban subsidi tertinggi di Indonesia.
"Jika dibiarkan tanpa intervensi maka pada tahun 2060 akan menjadi 860 juta ton CO2e," tuturnya.
Darmawan menjelaskan, penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan BBM. Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik.
Menurutnya, Emisi karbon 1 liter BBM itu 2,4 kilogram. Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia, emisinya hanya sekitar 0,85 kg CO2e. Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e.
"Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50 persen," paparnya. [tum]