Alperklinas.WahanaNews.co | Dalam sebulan, harga batu bara melemah 0,5% tetapi dalam setahun melesat 184,9%. Harga batu bara masih betah dalam tren pendakian.
Pada perdagangan Selasa (5/7/2022), harga batu kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 392,55 per ton. Menguat 0,28% dibandingkan hari sebelumnya.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Kenaikan tersebut memperpanjang tren positif harga batu bara yang sudah berlangsung sejak empat hari terakhir dan semakin mendekatkan harga batu bara ke level psikologis US$ 400 per troy ons. Harga batu bara sudah menguat 4,3% dalam sepekan secara point to point.
Kenaikan harga batu bara masih didorong oleh kekhawatiran ketatnya pasokan setelah banjir melanda Australia. Harga batu bara juga naik karena lonjakan harga gas serta upaya negara-negara Eropa mempercepat pasokan.
Negara Uni Eropa mempercepat pasokan karena akan menghidupkan kembali pembangkit listrik batu bara mereka serta akan melarang impor batu bara dari Rusia pada 10 Agustus mendatang.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
Sejumlah wilayah Australia tengah dilanda banjir bandang, terutama di Sydney. Badan Meteorologi Australia memperkirakan hujan deras kini mengarah ke wilayah Queensland dan bisa terus mengarah New South Wales. Dua wilayah tersebut merupakan produsen utama batu bara.
Banjir dikhawatirkan mengganggu produksi dan lalu lintas pengiriman batu bara. Padahal, Australia merupakan eksportir terbesar di dunia untuk batu bara metalurgi dan terbesar kedua untuk batu bara termal.
Dilansir dari Montel News, pengiriman batu bara melalui jalur kereta dari wilayah Timur Australia ke Pelabuhan Newcastle sudah terganggu karena banjir. Newcastle merupakan hub ekspor terbesar di dunia untuk batu bara. Pelabuhan tersebut melayani pengiriman batu termal sebanyak 157 juta ton pada 2021 dan 60 juta ton pada Januari-Mei 2022.