Alperklinas.WahanaNews.co | Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan menjelaskan bahwa salah satu anggota holding yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus berkomitmen untuk memenuhi penjualan batu bara ke PLN atau DMO. Sekalipun harga komoditas emas hitam tersebut saat ini harganya cukup menggiurkan di pasar internasional.
Holding BUMN Pertambangan MIND ID menegaskan kewajiban penjualan batu bara untuk kebutuhan pasar dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) merupakan prioritas utama. Hal tersebut menyusul tersendatnya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PT PLN.
Baca Juga:
Menteri ESDM: 117 Perusahaan Tambang Harus Segera Penuhi Kewajiban Setoran PNBP
"Jadi yang namanya DMO batu bara itu prioritas utama dari yang paling utama, kita gak boleh meninggalkan itu walau harga di luar bagus, tapi di dalam negeri kita harus bisa mengamankan kebijakan yang ada di dalam negeri. Itu yang berkaitan dengan mandat," ujarnya ditemui di Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Lebih lanjut, Dany menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan dari bahan baku energi tidak bisa ditawar tawar lagi. Apalagi sebagai perpanjangan pemerintah, BUMN mempunyai kewajiban menjalankan tugas (public service obligation/PSO).
"Yang menjalankan mandat dan misi pemerintah untuk kesejahteraan rakyat untuk kemaslahatan rakyat maka kita juga harus memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai prioritas utama di antara yang utama," katanya.
Baca Juga:
Mendag Zulhas Batalkan Wajib Tunjukkan KTP Jadi Syarat Beli Minyakita
PT PLN (Persero) sebelumnya membeberkan berlarutnya pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) sebagai pemungut iuran batu bara membuat banyak pemasok mencoba menahan pasokan ke PLN. Hal ini tentunya membuat perusahaan setrum ini makin sulit mendapat pasokan batu bara.
EVP Batubara PT PLN (Persero), Sapto Aji Nugroho menjelaskan bahwa saat ini pihaknya menghadapi persoalan yang cukup serius terkait pasokan batu bara. Pasalnya para penambang yang sudah berkontrak dengan PLN dan kontraknya sudah berakhir tidak ada yang mau memperpanjang kontrak.
Oleh sebab itu, ia berharap agar BLU batu bara dapat segera diimplementasikan. Utamanya sebagai solusi atas disparitas harga yang menjadi akar permasalahan pasokan batu bara untuk kelistrikan nasional.
"BLU adalah solusi yang akan menyelesaikan karena prinsip dasarnya menyelesaikan permasalahan disparitas harga," kata dia dalam Diskusi Publik BLU Batubara Selasa (2/1/2022).
Menurut Sapto selama ini perusahaan dapat menjaga pasokan karena menggunakan pintu darurat yakni bantuan penugasan dari Dirjen Minerba, namun demikian hal ini bersifat sementara.
Dalam skema BLU ini, PLN akan membeli batu bara dengan harga pasar. Akan tetapi PLN bakal mendapatkan ganti pembayaran dari selisih harga pasar dengan harga patokan US$ 70 per ton oleh BLU Iuran Batu Bara. [tum]