Alperklias.Id | Dengan adanya interkoneksi jaringan listrik, diharapkan bauran energi baru terbarukan (EBT) meningkat.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Ditjen Ketenagalistrikan mengapresiasi wacana pembangunan jaringan listrik Supergrid Nusantara.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu menyampaikan hal tersebut dalam webinar bertajuk How Indonesia Power Grid Embrace the Era of Renewable Energy Integration, Rabu (26/1/2022).
Jisman menyampaikan, Supergrid Nusantara digagas oleh Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB) Almarhum Pekik Argo Dahono yang berpulang menghadap Tuhan YME, Jumat (21/1/2022) lalu. Gagasan ini disebutnya dapat mengembangkan potensi EBT di Indonesia.
"Terlihat gagasan beliau menghubungkan jaringan listrik dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua. Karena beliau melihat bahwa potensi EBT kita tidak merata dan jauh dari demand. Salah satu syarat mengembangkan EBT adalah dengan transmisi. Jadi interkoneksi transmisi sangat diperlukan. Meskipun beliau telah berpulang, idenya akan kita kembangkan," ujar Jisman.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Terkait pendanaan, Jisman melanjutkan, Ditjen Ketenagalistrikan akan melakukan kajian untuk menentukan prioritas.
"Kami sedang melakukan kajian. Kami tahu di utara Kalimantan ada potensi PLTA yang sangat besar seperti PLTA Kayan, akan kami hubungkan ke Sulawesi yang membutuhkan daya besar untuk pengembangan smelter. Kemungkinan kajian mengarah ke sana dulu, antara Kalimantan dan Sulawesi, Sumatera dan Jawa. Seterusnya mungkin paralel kajiannya dari Bali ke Lombok dan sebelah timur karena potensi NTT untuk PLTS sangat besar," Jisman menjelaskan.
Ia lantas menyampaikan Pemerintah memiliki rencana interkoneksi tenaga listrik sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).