"Kita belum tentukan (carbon capture) itu. Tapi sudah disampaikan oleh beberapa negara. Mereka malah mengusulkan itu kepada Indonesia sebagai Presidensi. Ini sifatnya high level, semacam menentukan dulu prinsip bersama, apakah kita perlu sampai bicara teknologi tertentu," jelas Yudo.
Forum energi G20 sendiri sepakat akan pentingnya pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) secara perlahan-lahan untuk menggantikan sumber energi fosil. Kendati begitu, impelementasi kebijakan tetap menyesuaikan kondisi masing-masing negara. "Makanya, energy transitions itu pakai (huruf) 's' karena masing-masing negara berbeda-beda," ungkap Yudo.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Terkait pelaksanaan ETWG-2 ini, Pemerintah Indonesia mendapat apresiasi tinggi dari para delegasi atas kesuksesan selama persidangan. "Apresiasi dari semua delegasi atas apa yang kita kerjakan, kita siapkan, kita tawarkan. Kita menampung dengan baik masukan mereka dan kita menyampaikan kembali hasil dari rangkuman yang mereka usulkan," tutup Yudo.
Setelah persidangan, para delegasi akan mengikuti serangkaian kegiatan ETWG-2, di antaranya melihat secara langsung pemanfaatan EBT, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Pulau Messah pada Sabtu, (25/6) besok. [tum]