Alperklinas.WahanaNews.co | Kompor listrik tak cocok digunakan untuk memasak masakan lokal Indonesia. Hal itu dikatakan anggota Komisi VII DPR RI Mulan Jameela.
Mulan pun mengkritik rencana pemerintah yang ingin mengonversi gas LPG 3 kg ke kompor listrik. Saat ini, ia mengaku sudah memiliki kompor listrik, tetapi terkadang masih menggunakan kompor gas untuk memasak.
Baca Juga:
Diajang Adhyaksa Sangihe Expo 2023, PLN Beri Edukasi Kompor Listrik
"Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai anggota dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah saja punya kompor listrik tetap tak bisa lepas dari yang gas karena masakan Indonesia ya beda bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran begitu saja," ucap Mulan, dikutip dari YouTube Komisi VII DPR RI, Jumat (23/9).
Maka dari itu, ia meminta pemerintah mengkaji lagi rencana konversi gas LPG 3 kg ke kompor listrik. Mulan meminta agar kebijakan tersebut tak dilakukan secara terburu-buru.
Tak hanya itu, Mulan juga khawatir kompor listrik akan membuat tagihan membengkak. Maklum, kapasitas kompor listrik mencapai 1.000 watt.
Baca Juga:
PLN Fokus Program Uji Coba Kompor Listrik
"Masyarakat yang kekurangan daya listriknya kan 450 VA, ini kebutuhannya 1.200-1.800 watt," jelas Mulan.
Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pihaknya sedang melakukan uji coba konversi LPG 3 kg ke kompor listrik di tiga kota, yakni Denpasar, Solo, dan salah satu kota di Sumatera.
"Ini uji coba untuk melihat penerimaan masyarakat sekaligus mempelajari aspek tekniknya, misalnya berapa kapasitas daya tungku yang cocok," ungkap Dadan.
Untuk tahun ini, pemerintah akan membagikan kompor listrik kepada 300 ribu rumah tangga miskin yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Paket itu terdiri dari satu kompor listrik, satu alat masak, dan satu Miniature Circuit Breaker (MCB) atau penambah daya khusus untuk kompor listrik. [tum]