"Target-target seperti ini yang tidak mudah dikejar karena memang antara pertumbuhan, permintaan, dan pertumbuhan listrik harus terus diseimbangkan. Jangan sampai ada kelebihan pasok dari PLN sehingga membebani PLN," lanjut Presiden.
Di samping itu, Presiden juga meminta kepada PT PLN (Persero) untuk menyederhanakan proses negosiasi dan perizinan sehingga pembangunan PLTA selanjutnya tidak terlalu lama.
Baca Juga:
PLN Siap Pasok Kebutuhan Listrik Industri di Sulawesi dengan Energi Hijau
"Jangan sampai ada keluhan lagi seperti yang disampaikan Bapak Jusuf Kalla. Negoisasi perizinan itu sampai lebih dari 5 tahun, sekuat apapun orang mengurus izin negoisasi lebih dari 5 tahun kecapaian, belum bekerja di lapangan dan mencari pendanaan dari konsorsium perbankan, bukan sesuatu yang gampang," tegas Presiden.
Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12 yang juga founder Kalla Group Jusuf Kalla mengatakan, PLTA Poso menggunakan sistem aliran air langsung dari sungai (run off river) yang tidak mempunyai bendungan sebagai penampung air, hanya memanfaatkan air yang berjalan saja. PLTA Poso ini memberikan pasokan listrik untuk 4 provinsi, yaitu Sulawesi Tengah, Selatan, Tenggara dan Sulawesi Barat. Selain untuk mensejahterkan masyarakat Poso, salah satu alasan pembangunan PLTA Poso adalah karena merupakan sumber energi ramah lingkungan.
"Dalam lima tahun kedepan Kalla group akan membangun PLTA sebesar 2000 MW, ini merupakan sumbangan kami kepada Pemerintah dalam rangka memenuhi target pemanfaatan green energy 23% pada tahun 2025," ungkap Kalla.
Baca Juga:
Diresmikan Jokowi, Ini Dia PLTA Poso, Pembangkit EBT Terbesar di Indonesia Timur
Dalam peresmian ini, Presiden juga didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, dan Bupati Poso Verna Inkiriwang. [tum]