Proses ini ditargetkan selesai pada Oktober 2022, sehingga pada waktu KTT berlangsung total daya mampu sistem di Bali akan memiliki kapasitas sebesar 1.422,1 MW.
Perseroan memprediksikan beban puncak saat penyelenggaraan KTT G20 sebesar 980 MW.
Baca Juga:
Usai KTT G20, Kendaraan Listrik yang Digunakan Mau Dikemanakan?
Darmawan berharap setelah acara KTT G20 selesai, permintaan terhadap listrik PLN dapat bertahan di angka tersebut.
"Kalau perlu (beban puncak) meningkat, sehingga KTT G20 menjadi berkah bagi PLN," ucapnya.
Selain memastikan keandalan pasokan listrik, PLN juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur pengisian energi kendaraan listrik. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi rencana para kepala negara yang akan menggunakan mobil listrik.
Baca Juga:
Berikut 4 Fakta Kematian Anggota Polisi Pengaman G20 di Tangan PSK MiChat
Perseroan akan menambah pengoperasian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) fast charging sebanyak 21 unit di 15 shelter di lokasi-lokasi strategis milik PLN.
Seluruh SPKLU yang akan dibangun ini merupakan tipe fast charging dengan rincian 12 unit tipe 25 kilowatt dan sembilan unit tipe 50 kilowatt.
Darmawan menyampaikan bahwa pergelaran KTT G20 ini akan menjadi bukti komitmen PLN dalam mendukung pemerintah mencapai transisi energi.