Alperklinas.WahanaNews.co | Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan surplus pasokan listrik yang dialami PLN menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan EBT di dalam negeri. Oleh sebab itu, saat ini pemerintah dan PLN tengah gencar untuk menyelesaikan masalah kelebihan pasokan listrik.
Pemerintah saat ini tengah menghadapi persoalan serius dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Pasalnya, isu kelebihan pasokan listrik membuat PT PLN (Persero) kesulitan membangun pembangkit EBT.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Diantaranya yakni dengan pengembangan program kompor induksi di masyarakat, program konversi motor listrik, dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
"Kita pahami di PLN kelebihan pasokan, makanya ada dorongan program lain agar kelebihan pasokan itu teratasi dengan kompor induksi, mobil listrik. Itu kan masalahnya di situ akan teratasi. Nanti kalau itu teratasi EBT nya bisa masuk. Ini kan jadi penghalang utama dari sisi itu," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (8/7/2022).
PT PLN (Persero) sebelumnya mencatat bahwa capaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga Juni 2022 telah mencapai 12,8%. Adapun hingga 2025 RI memiliki target bauran EBT sebesar 23%.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Direktur Mega Proyek dan EBT PLN, Wiluyo Kusdwiharto mengatakan bahwa PLN telah menetapkan target net zero emission (NZE) di tahun 2060 melalui transisi to Renewable Energy serta shifting dari import base energy ke domestic base energy. Perusahaan juga menargetkan bauran EBT sebesar 23% di tahun 2025.
Menurutnya pengembangan EBT yang dilakukan PLN tentunya tetap mengedepankan supply and demand tenaga listrik, ketersedian sumber EBT setempat, keandalan, keberlanjutan pasokan listrik dan keekonomian proyek EBT. Adapun pada 2030 perusahaan setrum menargetkan bauran EBT akan meningkat menjadi 24,8%.
"Hingga awal Juni bauran EBT 12,8%. Pembangkit EBT yang telah beroperasi 8,2 Giga Watt (GW) dengan pencapaian COD pada 2022 ini sampai Mei adalah 86 Mega Watt (MW)," katanya dalam Seminar Bioenergi Tingkatkan Bauran Green Energy PLN, Kamis (30/6/2022).
Lebih lanjut, Wiluyo menyebutkan dari total 8,2 GW itu, porsi pembangkit berbasis biomassa dan biogas adalah 135 MW. Adapun berdasarkan RUPTL 2021-2030, terdapat rencana pengembangan pembangkit EBT sebesar 20,9 GW, di mana di dalamnya pengembangan bioenergi sebesar 590 MW dan program co-firing yang setara dengan 1,8 GW.
Selain penambahan kapasitas EBT tersebut, salah satu strategi pengembangan EBT yakni optimalisasi potensi EBT di daerah setempat. PLN sendiri telah mengembangkan program co-firing untuk memanfaatkan bahan baku EBT di sekitar PLTU sebagai pengganti sebagian bahan bakar batu bara. [tum]