Alperklinas.WahanaNews.co | Pakar penambangan di 911 Metallurgist memutuskan untuk menemukan negara termurah dan termahal untuk menambang mata uang kripto.
Untuk menentukan biaya menambang cryptocurrency yang berbeda di seluruh dunia, mereka menghitung kebutuhan listrik dan biaya listrik untuk menambang Bitcoin di 200 negara dan 50 negara bagian AS.
Baca Juga:
Peretas Klaim Bobol Komputer Kementerian Pertahanan Israel, Ambil Informasi Sensitif
Sudah menjadi rahasia umum bahwa aktivitas "penambangan" mata uang kripto (cryptocurrency), termasuk Bitcoin, mengandalkan sejumlah perlengkapan komputer yang terdiri dari banyak kartu pengolah grafis (GPU).
Tak heran biaya penambangan kripto ini tergolong tidak murah, apalagi membutuhkan daya listrik yang cukup besar.
Dari daftar yang dirilis oleh 911 Metallurgist, Kuwait, menjadi negara dengan biaya menambang Bitcoin terendah yakni US$1,393 atau sekitar Rp 20,9 juta per 1 Bitcoin. Dari biaya yang dikeluarkan tersebut, profit atau keuntungan yang didapat sebesar US$19,135 atau sekitar Rp 287 juta.
Baca Juga:
6 Tips Cara Trading Bitcoin untuk Pemula, Dijamin Untung!
Sementara itu, biaya termahal menambang Bitcoin ada di negara Venezuela. Untuk menambang 1 Bitcoin membutuhkan US$ 246,530 atau sekitar Rp 3,7 miliar. Sayangnya bukan untung malah buntung yang akan didapat jika menambang di negara ini, yakni kerugiannya mencapai US$-226,000.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Menurut laporan, Indonesia berada di peringkat ke-54 dengan biaya menambang per 1 Bitcoin mencapai US$21,307 atau sekitar Rp 320 juta. Sama seperti Venezuela, biaya yang dipatok untuk menambang 1 Bitcoin tidak menghasilkan untung, yang ada malah rugi US$-777 atau sekitar Rp 11,65 juta. [tum]