WahanaNews-Alperklinas | Gemerlap cahaya di panggung hiburan Gala Dinner Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo berhasil memikat perhatian para delegasi.
Penataan panggung dengan latar laut itu tampak semarak dengan warna-warni lampu yang mempesona.
Baca Juga:
Strategi Kolaborasi Ekonomi Indonesia-Australia Kembali Diperkuat untuk Lanjutkan Berbagai Komitmen Kerja Sama
Di balik kesuksesan tersebut terdapat lebih dari 500 petugas kelistrikan yang bersiaga mengamankan kelistrikan event KTT ASEAN.
Ketut Sapta Wijaya (38), salah seorang personel PLN asal Bali yang mendapatkan penugasan Bawah Kendali Operasi (BKO) menceritakan perjuangannya membangun pos komando terpusat atau command center kelistrikan di Labuan Bajo. Cuaca ekstrem menjadi tantangan paling besar.
Panas terik dan hujan lebat disertai angin kencang datang silih berganti membuat penugasan menjadi sangat menantang.
Baca Juga:
Dukung World Water Forum 2024, PLN Bakal Siapkan 52 Charging Station
“Saya bersama tim terjun ke lapangan, mendatangi gardu-gardu listrik untuk menambah peralatan listrik tambahan di sistem kelistrikan. Beberapa kali juga harus menembus hutan dan turun ke sawah. Cuaca memang membuat pengerjaan sangat menguras energi. Matahari di Labuan bajo sangat terik, suhunya menjadi lebih panas dibandingkan Bali. Dari panas tiba-tiba hujan deras dengan angin kencang,” ucap Sapta, dilansir Senin (15/5/2023).
Cuaca ekstrem tersebut bahkan sempat membuatnya jatuh sakit terkena demam dan flu. Namun, dengan waktu persiapan yang lebih singkat dibandingkan persiapan KTT G20 dirinya tetap bekerja demi menyelesaikan command center untuk pengaturan listrik KTT ASEAN.
“Biasanya untuk membangun command center ini butuh waktu 1 bulan, namun di KTT ASEAN ini kami kebut hanya menjadi 9 hari. Ini bisa cepat juga karena kita sudah punya pengalaman di KTT G20,” kata Sapta yang merupakan Asisten Manajer Fasilitas Operasi PLN Unit Pelaksana Pengatur Distribusi Bali.