WahanaNews-Alperklinas | Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menyoroti kinerja PT PLN Batam yang mengelola tenaga kelistrikan di Batam yang merugi besar.
Menurut Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu saat ini bisnis PLN Batam merugi karena margin tarif listrik sangat rendah. Margin usaha listrik di Batam cuma 3%, jauh lebih rendah dari margin keuntungan usaha kelistrikan pada umumnya.
Baca Juga:
Gunakan Teknologi Paling Canggih, Efisien dan Ramah Lingkungan, PLN Operasikan PLTGU Tambak Lorok 779 MW
"Kondisi Batam saat ini tidak sehat, karena marginnya 3%," ungkap Jisman dalam agenda Diseminasi RUPTL PLN Batam 2023-2032 yang disiarkan virtual, Jumat (26/5/2023).
"Batam masih bayar lebih murah untuk listrik dibanding dari luar Batam," ujarnya lagi.
Keuntungan yang rendah itu membuat bisnis kelistrikan PLN Batam menjadi kurang sehat karena rugi. Bahkan, Jisman sempat menyinggung gaji Direktur Utama PLN Batam Muhammad Irwansyah Putra dibayarkan dari bisnis lain di luar usaha ketenagalistrikan.
Baca Juga:
Tarif Listrik Tidak Naik, PLN Pastikan Pasokan Andal Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
"Pak Irwansyah bisa gajian karena diberikan bisnis lain di luar usahanya yang ada di Batam. Kan memang kurang sehat. Dia merugi di sini, bisa menyalakan, karena kewajiban masyarakat listriknya. Baru dicari keuntungan di tempat lain," beber Jisman.
Jisman juga menyoroti masalah ketersediaan dan keandalan listrik di Batam yang kurang baik. Menurutnya cadangan daya pembangkit listrik di salah satu kota dari Provinsi Kepulauan Riau itu makin menipis. PLTU Tanjung Kasam yang dapat membangkitkan daya listrik senilai 55 megawatt baru saja keluar dari sistem kelistrikan Batam.
"Mungkin di beberapa hari ini bisa merasakannya listrik Batam seperti apa, kita terbuka aja nggak perlu ditutup-tutupi. Tanjung Kasam keluar minggu lalu, 55 megawatt membuat reserve margin menipis," papar Jisman.