Untuk meyakinkan warga, kata Jekek, oknum itu pun mengaku sebagai petugas yang mengatasnamakan PLN. Masyarakat pun percaya lantaran awam terhadap pemasangan sambung listrik baru.
"Ada pihak-pihak yang mengatasnamakan PLN. Semisal, di Ngroto ada 17 orang (korbannya). Setelah ditelusuri, ada pihak yang mendaftarkan. Orang itu menampilkan diri seolah-olah bagian PLN secara resmi. Dampaknya program itu dimanfaatkan pihak yang tidak tepat karena warga miskin akhirnya tidak bisa (mendapatkan program listrik gratis)," jelas Jekek.
Baca Juga:
6 Juta Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Jokowi dan Gibran di Daftar Utama!
Bagi Jekek, persoalan itu tidak terjadi manakala pihak PLN selaku penyedia listrik melakukan verifikasi terlebih dahulu ke lapangan.
Verifikasi itu untuk memastikan penerima program sesuai dengan identitasnya.
"Hanya, pihak PLN tidak ada verifkasi sesuai dengan kondisi pemilik identitas. Kesalahannya itu, di situ. Kalau hanya dokumen berkas, pasti kecolongan," ungkap Jekek.
Baca Juga:
Manfaat Data dari Smartwatch Diungkap Pakar, Apa Saja?
Terhadap persoalan itu, Pemkab Wonogiri menghadirikan pihak PLN, kepala desa, warga miskin yang identitasnya dipakai orang lain untuk memfasilitasi dan mencari solusinya dalam satu forum di Pendopo Kabupaten Wonogiri, Senin (17/4/2023) pagi.
Dari solusi ini diharapkan warga miskin yang identitasnya digunakan pihak lain mendapatkan fasilitas program listrik gratis 450 VA.
Namun, hasil pertemuan pada forum itu belum ada kesepakatan apa pun. Pihak PLN hanya menjanjikan akan memverifikasi ulang nama-nama warga miskin yang identitasnya sudah dipakai orang lain. Hanya saja, PLN membutuhkan waktu hingga tiga bulan.