Sayangnya kata Dileep, karena sedang musim fenomena La Nina dan hujan lebat sejak kuartal IV-2021 di Indonesia, produksi batu bar mengalami penurunan, Sehingga, produsen batu bara asal Indonesia menetapkan untuk memprioritaskan pemenuhan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri khususnya PT PLN (Persero).
"Semoga hujan dapat mereda mulai akhir 22 Mei, sampai saat itu pasokan sangat terbatas dan sulit untuk memenuhi permintaan baru yang timbul dari perang Ukraina. Namun, kami melihat tekanan naik pada harga batu bara yang kemungkinan akan tetap tinggi tahun ini dan mungkin seterusnya," tandas Dileep.
Baca Juga:
Gara-gara Krisis Listrik, Batam Kini Miliki ‘PLN' Sendiri
Menurut kacamata Dileep, permintaan listrik di seluruh India telah meningkat selama kondisi gelombang panas saat ini. Sayangnya, stok batubara di pembangkit listrik, khususnya di daerah pesisir dilaporkan telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Adapun juga, kendala transportasi kereta api semakin memperburuk situasi yang memaksa pihak berwenang untuk memotong kereta penumpang dan memindahkan lebih banyak penggaruk batu bara.
Pemerintah India dilaporkan telah memperhatikan situasi ini dan telah mengamanatkan bahwa 10% konsumsi batubara oleh pembangkit listrik pesisir harus diimpor untuk 3 tahun ke depan. Ada juga laporan bahwa sektor industri menderita karena prioritasnya adalah menghasilkan tenaga. [tum]