Alperklinas.WahanaNews.co | Energi baru terbarukan (EBT) hingga motor listrik mulai dilirik perusahaan batu bara. Hal itu sebagaimana terjadi pada PT TBS Energi Utama Tbk (TBS).
Wakil Direktur TBS Pandu Sjahrir menjelaskan, transisi model bisnis dari awal sampai hari ini yakni batubara, listrik, renewable energy, dan Electric Vehicle (EV). Hal ini sebagai wujud perusahaan bergerak ke arah yang lebih berkelanjutan (sustainable).
Baca Juga:
Soal Eks Bupati Batubara Urus SKCK Meski Sudah DPO, Polres Buka Suara
Di sektor kendaraan listrik, TBS memiliki perusahaan joint venture dengan GoTo Group bernama Electrum, yang sudah memiliki lebih dari 250 motor listrik di Jakarta yang sudah bisa diakses oleh masyarakat melalui aplikasi Gojek. Sejauh ini Electrum sudah menempuh jarak lebih dari 4 juta kilometer.
"Motor Electrum juga baru saja menjadi partner resmi shuttle service provider untuk rangkaian acara B20 dan G20 di Bali. Kita ingin membawa bisnis yang ramah lingkungan ini lebih dekat kepada konsumen," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (13/11/2022).
Dia mengatakan, TBS berkomitmen mencapai carbon neutrality di tahun 2030. Untuk penerapan konsep berkelanjutan yang lebih menyeluruh, TBS memutuskan untuk menambah beberapa komitmen lain mencakup 3 pilar keseluruhan E (Environment/ Lingkungan), S (Social/Sosial), G (Governance/Tata Kelola).
Baca Juga:
Kasus Suap Seleksi PPPK, Eks Bupati Batubara Zahir Jadi Tersangka
Serangkaian komitmen ini disebut dengan nama TBS2030, yang merupakan singkatan dari Towards a Better Society 2030. Komitmen ini terdiri dari 12 goals yang menjadi acuan dan roadmap perusahaan dalam menjalani bisnis, dari level strategis sampai operasional di lapangan.
"Ini merupakan pengakuan bahwa sustainability sudah menjadi kewajiban perusahaan di era modern ini. TBS2030 merupakan cara TBS untuk turut serta ambil bagian dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDG's) yang merupakan agenda global dan juga pemerintah Republik Indonesia," ujarnya.
Head of Strategy TBS Nafi Achmad Sentausa menambahkan, TBS akan mengukur secara spesifik pertumbuhan solusi rendah karbon dalam bisnis perusahaan dengan menggunakan metrik persentase kontribusi pendapatan dari portofolio rendah karbon di TBS.
Dalam praktiknya, Departemen Strategy di TBS secara rutin melakukan koordinasi dengan Departemen Sustainability untuk memastikan bahwa aspek sustainability benar-benar tertanam dalam strategi bisnis TBS, dan akan dilaporkan secara transparan dan berkala, baik di dalam Sustainability Reporting maupun di website.
"Dari sini dapat kami lihat bahwa pendapatan TBS dari portfolio kita yang bersifat sustainable, akan menjadi acuan dari kesuksesan pencapaian TBS2030. Ini contoh bahwa secara strategi bisnis pun akan diukur apakah akan sejalan dengan apa yang telah kami jadikan komitmen dalam TBS2030," ungkapnya. [tum]