Alperklinas ID | Imbas dari sanksi Barat ke Rusia, sejumlah perusahaan raksasa dunia menghentikan operasi mereka di Rusia.
Siapa saja? Berikut rangkumannya:
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
1. H&M
H&M Group (HNNMY) menghentikan sementara semua penjualan di Rusia sejak Rabu lalu. "Kami sangat prihatin dengan perkembangan tragis di Ukraina, dan berdiri bersama semua orang yang menderita," tulis perusahaan tersebut dalam pernyataan resmi.
Toko pakaian raksasa di Ukraina pun telah ditutup karena masalah keamanan. Menurut situs perusahaan, H&M Group tercatat memiliki 168 toko di Rusia pada November lalu.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
2. IKEA
IKEA menutup 17 toko mereka di Rusia. Perusahaan ritel perabot rumah tangga mengatakan peperangan di Ukraina sangat berdampak pada rantai pasokan di kawasan itu. Tak hanya Rusia, IKEA turut menangguhkan operasional di Belarus yang merupakan sekutu Rusia.
"Ini (konflik Rusia-Ukraina) mengakibatkan gangguan pada rantai pasokan dan kondisi pasar," tulis pernyataan IKEA.
Sebanyak 15 ribu pekerja akan terdampak dari penghentian operasional di Rusia dan berjanji akan tetap membayar upah belasan ribu karyawannya itu untuk jangka pendek.
"Ambisi grup perusahaan adalah jangka panjang dan kami telah mengamankan pekerjaan dan stabilitas pendapatan untuk waktu dekat dan memberikan dukungan kepada mereka dan keluarga mereka di wilayah tersebut," kata IKEA.
3. Nike
Perusahaan sepatu Nike menutup toko di Rusia. Keputusan itu dikeluarkan setelah pembatasan perdagangan akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Mengutip Reuters, manajemen Nike mengaku bisnis mereka sangat terganggu oleh krisis di Ukraina. "Mengingat situasi yang berkembang pesat, dan meningkatnya tantangan dalam menjalankan bisnis kami, Nike akan menghentikan operasi di Rusia," kata manajemen.
4. Mastercard
Mastercard memblokir sejumlah institusi keuangan Rusia dari jaringan transaksinya. Hal ini sesuai sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya atas invasi Rusia ke Ukraina.
Perusahaan prinsipal pembayaran asal AS itu tidak menyebut lembaga apa saja yang dibatasi. Tetapi mereka akan terus bekerja dengan regulator dalam upaya tersebut.
Direktur Utama Mastercard Michael Miebach mengatakan perusahaan mereka saat ini berada dalam kondisi waspada tinggi terhadap serangan dunia maya yang muncul saat konflik antara Rusia dan Ukraina. "Invasi oleh pasukan militer Rusia selama seminggu terakhir telah menghancurkan rakyat Ukraina," terang Miebach.
Mastercard juga berjanji untuk menyumbangkan US$2 juta (setara Rp28,7 miliar; asumsi kurs Rp14.384 per dolar AS) untuk bantuan kemanusiaan bagi Ukraina. Dia mengatakan perusahaan akan mendistribusikan dana melalui Palang Merah, Save the Children dan dana bantuan karyawannya sendiri untuk bantuan kemanusiaan.
5. Visa
Mengikuti langkah Mastercard, perusahaan juga mengatakan bahwa pihaknya akan menghentikan operasi di Rusia. Kartu tak akan bisa digunakan di dalam Rusia, begitu pula sebaliknya.
6. Ford
Ford mengumumkan menghentikan operasinya di Rusia. Pembuat mobil AS ini memiliki 50% saham di Ford Sollers, perusahaan patungan yang mempekerjakan setidaknya 4.000 orang dan dibagi kepemilikan dengan perusahaan Rusia Sollers.
Meski begitu, mereka tetap mengoperasikan pabrik besar di tiga kota Rusia, yakni St. Petersburg, Elabuga, dan Naberezhnye Chelny. Lewat pernyataan resmi, perusahaan mengaku telah secara signifikan menghentikan operasinya di Rusia dalam beberapa tahun terakhir, serta memiliki kontingen kuat dengan warga negara Ukraina yang bekerja di Ford di seluruh dunia.
7. Toyota
Menyusul Ford, Toyota mengumumkan akan berhenti sementara membuat dan mengimpor mobil di Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut. Alasannya karena gangguan rantai pasokan.
"Seperti semua orang di seluruh dunia, Toyota mengamati perkembangan yang sedang berlangsung di Ukraina dengan perhatian besar terhadap keselamatan rakyat Ukraina dan berharap untuk kembali dengan aman ke perdamaian sesegera mungkin," kata Toyota dalam sebuah pernyataan resmi.
8. Volkswagen
Perusahaan manufaktur mobil Jerman Volkswagen juga menghentikan produksi kendaraan di Rusia dan akan segera berhenti mengekspor mobil ke pasar Rusia.
"Grup Volkswagen telah menerima berita tentang perang di Ukraina dengan sangat cemas dan kaget, keputusan ini berlaku untuk lokasi produksi Rusia di Kaluga dan Nizhny Novgorod,"kata pembuat mobil itu.
9. Boeing
Boeing menghentikan layanan untuk maskapai Rusia. Seorang juru bicara perusahaan membenarkan Boeing akan berhenti memberi layanan suku cadang, pemeliharaan, dan dukungan teknis untuk maskapai Rusia dan juga menghentikan operasi besar mereka di Moskow dan menutup sementara kantor kami di Kyiv.
"Seiring konflik berlanjut, tim kami fokus untuk memastikan keselamatan rekan satu tim kami di wilayah tersebut," ujar perwakilan itu.
10. Airbus
Airbus mengikuti Boeing dengan langkah serupa. Dalam sebuah pernyataan, pembuat pesawat itu menghentikan semua layanan dukungan untuk maskapai Rusia, termasuk pasokan suku cadang ke negara itu.
11. Apple
Produsen teknologi raksasa berbasis AS, Apple mengatakan berhenti menjual produknya dan membatasi layanan di Rusia, menyusul invasi negara itu ke Ukraina.
Apple menghentikan transaksi online dan ekspor produk ke mitranya di Rusia, termasuk membatasi transaksi Apple Pay. Tak hanya membatasi transaksi, Apple mengklaim telah menonaktifkan beberapa fitur Apple, seperti fitur Apple Maps di Ukraina untuk melindungi warga sipil.
"Kami sangat prihatin dengan invasi Rusia ke Ukraina dan berdiri bersama semua orang yang menderita akibat serangan tersebut," kata Apple dalam sebuah pernyataan resmi.
12. Facebook/Meta
Facebook alias Meta mengatakan akan memblokir akses ke outlet berita Rusia RT dan Sputnik di seluruh Uni Eropa.
"Langkah itu dilakukan setelah menerima permintaan dari sejumlah pemerintah dan UE untuk mengambil langkah lebih lanjut sehubungan dengan media yang dikendalikan negara Rusia," terang Nick Clegg, Wakil Presiden urusan global perusahaan itu, dalam sebuah tweet.
Meta juga mengatakan telah menerapkan pembatasan algoritmik ke media Pemerintah Rusia yang seharusnya mencegahnya muncul secara mencolok di umpan pengguna. Tidak hanya itu, Meta mengatakan tidak lagi mengizinkan media Pemerintah Rusia menjalankan iklan atau monetisasi konten di platform Facebook dan Instagram.
Juru bicara Meta Devon Kearns mengklarifikasi kepada CNN bahwa kebijakan itu bukan cuma berlaku untuk Facebook, tetapi juga Instagram. Meta menerbitkan blog yang menguraikan langkah perusahaan untuk menjaga keamanan Ukraina.
13. Twitter
Mengikuti langkah Meta, Twitter juga mengumumkan rencana untuk mengurangi visibilitas dan amplifikasi konten media pemerintah Rusia.
Dilansir Reuters, perusahaan media sosial ini akan mematuhi sanksi Uni Eropa terhadap media yang berafiliasi dengan negara Rusia yaitu RT dan Sputnik ketika perintah UE mulai berlaku.
"Sanksi Uni Eropa (UE) kemungkinan akan secara hukum mengharuskan kami untuk menahan konten tertentu di negara-negara anggota UE, kami bermaksud untuk mematuhi perintah ketika mulai berlaku," kata juru bicara Twitter dalam sebuah pernyataan email.
14. Netflix
Netflix menolak menyiarkan saluran televisi Pemerintah Rusia di negara tersebut imbas serangan ke Ukraina. Padahal, perihal penayangan itu menjadi kewajiban layanan streaming dan diatur dalam Undang-Undang Rusia.
"Mengingat situasi saat ini, kami tidak memiliki rencana menambahkan saluran-saluran tersebut ke layanan kami," kata Netflix melalui pernyataan resmi.
15. Spotify
Spotify mengatakan telah menutup kantornya di Rusia selama kurun waktu tidak tentu dan membatasi acara yang dimiliki dan dioperasikan oleh media yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia.
Layanan streaming tersebut menghapus semua konten dari jaringan media Rusia yang didanai negara yaitu RT dan Sputnik di Eropa dan wilayah lain, kata juru bicara perusahaan.
16. YouTube
YouTube, yang dimiliki oleh Google, mengatakan sepekan ini telah memblokir media Pemerintah Rusia di Ukraina, termasuk RT.
Platform video tersebut juga mengatakan bahwa mereka akan secara signifikan membatasi rekomendasi untuk saluran-saluran ini.
Google dan YouTube juga mengatakan mereka tidak akan mengizinkan outlet media pemerintah Rusia untuk menjalankan iklan atau memonetisasi konten di platform mereka.
17. Disney
Disney menghapus Rusia dari daftar negara perilisan film teaternya, dengan alasan invasi Rusia yang tak beralasan kepada Ukraina.
Sebelumnya, raksasa hiburan itu memiliki beberapa film yang direncanakan rilis di Rusia dalam beberapa bulan mendatang, yang termasuk "Doctor Strange in the Multiverse of Madness" Marvel pada 5 Mei dan "Lightyear" Pixar pada 16 Juni.
Disney pun menunda penayangan film terbaru "Turning Red" akibat konflik Rusia vs Ukraina. Awalnya, film animasi tersebut mendapatkan jadwal tayang di Rusia pada 10 Maret mendatang. Namun, Disney menunda itu demi mengedepankan dukungan kemanusiaan pada Ukraina.
18. WarnerMedia
WarnerMedia mengatakan akan menghentikan rilis "The Batman" di Rusia. Film ini diharapkan menjadi salah satu blockbuster terbesar tahun ini dan akan dirilis di sebagian besar negara oleh Warner Bros merupakan unit dari WarnerMedia.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan bahwa keputusan itu dibuat mengingat krisis kemanusiaan di Ukraina, dan bahwa perusahaan berharap konflik tersebut dapat diselesaikan dengan cepat dan damai atas tragedi tersebut.
19. AirBnB
Salah satu pendiri dan CEO Airbnb Brian Chesky mengatakan dalam sebuah tweet akan menghentikan semua operasi di Rusia dan Belarus.
Tidak hanya itu, perusahaan penyewaan penginapan ini juga menyatakan akan menampung hingga 100 ribu pengungsi Ukraina tanpa biaya.
20. MSC Mediterranean Shipping Company
MSC Mediterranean Shipping Company, perusahaan pelayaran peti kemas milik Swiss, mengumumkan akan menghentikan semua pemesanan kargo ke dan dari Rusia mulai awal pekan ini. Pemberhentian ini akan mencakup semua area akses termasuk Baltik, Laut Hitam, dan Rusia Timur Jauh.
Selain 20 perusahaan yang telah disebut, terdapat juga perusahaan-perusahaan energi yang berhenti beroperasi Rusia di kala invasi terhadap Ukraina, yakni British Petroleum (BP), Equinor, Exxon, Shell dan Total Energies.
Selain merek-merek besar tersebut, sejumlah brand terkemuka yang memproduksi barang-barang mewah mulai menghentikan aktivitas usahanya di Rusia. Penghentian aktivitas ini dilakukan antara lain oleh Grup Hermes, LVMH, Kering, dan Chanel.
Mengutip Reuters, rencana penyetopan operasional brand-brand terkemuka ini mengemuka sejak Jumat (4/3/2022) waktu setempat. Hermes dan Cartier memutuskan untuk menutup sementara seluruh toko dan kegiatan produksinya di Rusia. [tum]