Inovasi ini hadir berawal dari keresahan Tim Inovator yang melihat adanya kerusakan ekosistem laut di Raja Ampat yang berimbas pada penurunan hasil tangkapan dari para nelayan. Selain itu, kenaikan harga dan kelangkaan BBM di daerah 3T membuat nelayan sulit untuk melaut.
PV SPPL yang bersumber dari energi surya dipilih karena merupakan salah satu energi lokal yang mudah didapatkan di daerah pesisir pantai.
Baca Juga:
Program Electrifying Marine PLN Bertambah 2.169 Pelanggan, Pelaku Usaha Bisa Hemat Biaya Produksi Hingga 60%
Sementara, untuk memudahkan nelayan, tim merakit perahu listrik yang dilengkapi dengan perangkat cerdas, aplikasi fish finder dan GPS yang dihubungkan ke sistem kontrol penggerak motor listrik. Dengan perangkat ini, perahu secara otomatis dapat diarahkan ke posisi ikan berada sehingga kegiatan mencari ikan bisa lebih efektif.
Selain itu, Rilon menjelaskan, tim juga akan menyiapkan wadah serta alur penjualan bagi para nelayan. Nelayan yang tergabung pada Kelompok Nelayan Efishery nantinya dapat mengambil es balok serta menggunakan perangkat (baterai yang telah diisi melalui PV SPPL, mesin tempel listrik) dari pengelola dengan skema sewa pakai.
Pembayaran sewa perangkat dilakukan setelah nelayan kembali dari melaut dengan menggunakan hasil tangkapannya. Setelah itu, hasil tangkapan yang telah dibeli dari nelayan kemudian akan dipasarkan oleh pengelola kepada pembeli akhir.
Baca Juga:
Bantuan Perahu Listrik PLN Bikin Tangkapan Ikan Nelayan Tongkeina Berlipat
“Ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengurangi ketergantungan para nelayan pada energi fosil yang langka dan mahal. Selain itu, penggunaan baterai yang diisi melalui PV SPPL diharapkan dapat mengurangi biaya operasional dan meminimalisir potensi pencemaran ekosistem laut,” jelas Rilon. [tum]