Selain meningkatkan bauran EBT,  pengoperasian kedua PLTS ini juga akan menambah keandalan sistem kelistrikan di Bali.						
					
						
						
							“Pengembangan EBT menjadi prioritas bagi PLN karena dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada pembangkitan. Ini juga merupakan perwujudan misi perusahaan dalam mendukung pemerintah mencapai net zero emission 2060,” ujarnya.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									ALPERKLINAS Dorong Instansi Pemerintah, BUMN dan Swasta Jadi Contoh Penuhi Kewajiban ke PLN Sebagai Konsumen
								
								
									
										
	
									
								
							
						
						
							Saat ini, daya mampu kelistrikan di Bali sebesar 1.322 MW. Perkiraan beban puncak saat KTT G20 sebesar 970 MW. Sehingga, masih tersisa cadangan sebesar 341,1 MW atau 25,9 persen.						
					
						
						
							“Menghadapi KTT G20, memang demand-nya bertambah. Kalau sekarang beban puncaknya 770 MW, saat KTT G20 akan naik menjadi 970 MW. Kami berharap kehadiran dua pembangkit ini makin memperkuat pasokan listrik Bali,” ucap Darmawan.						
					
						
						
							Darmawan pun mengapresiasi dukungan dan kerja sama yang dilakukan dengan Medco, sehingga pembangunan PLTS ground-mounted terbesar di Indonesia ini dapat terealisasi.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									UMKM Binaan PLN UID Jakarta Raya Ekspansi ke Korea Selatan, Produk Lokal Menembus Pasar Global
								
								
									
	
								
							
						
						
							“Proyek ini sulit terwujud kalau ini hanyalah inisatifnya dari PLN, sehingga dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak,” tutup Darmawan. [tum]