"Kedua, carbon neutral vehicle seperti BEV atau hidrogen vehicle. Strategi kita dalam EV ialah total line-up atau diversifikasi teknologi," tambah Akio.
Hal serupa juga dikatakan Toyota Chief Engineer Officer, Masahiko Maeda. Menurutnya, diversifikasi teknologi dibutuhkan oleh perusahaan agar bisa memenuhi seluruh kebutuhan mobilitas di dunia dengan kondisi yang beragam.
Baca Juga:
Misi Toyota: Kendaraan Listrik Hemat Biaya Menuju Pasar Jepang
"Toyota juga akan jauh lebih fleksibel dalam memberikan respons pada pasar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka atas kendaraan listrik," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Akio juga menjelaskan sepak terjang perusahaan dalam kendaraan bermotor listrik.
Langkah ini sejatinya sudah diambil sejak 1992. Kemudian pada 1996, hadirlah RAV4 EV yang menjadi produk kendaraan listrik pertama dari Toyota.
Baca Juga:
Toyota dan Daihatsu Kolaborasi Bikin Perusahaan Baru di Asia Pasific
Tapi, mobil tidak dijual secara luas melainkan pada segmen atau konsumen tertentu saja. Barulah pada 1997, Toyota mulai memasarkan kendaraan listrik lewat Prius HEV ke dunia atau luar Jepang.
"Di 2000, diperkenalkan prototipe dari kendaraan listrik kompak yakni e-com. Melanjuti tekad yang sama, di 2012 kami perkenalkan Coms/eQ sebagai mobil kecil bertenaga listrik," ujar Akio.
"Dari support yang berkesinambungan, kami melihat peluang besar pada sektor kendaraan listrik," tambahnya.