Alperklinas.WahanaNews.co | Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (1/7/2022), harga batu kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 375 per ton. Harga batu bara menguat 1,64% dibandingkan dengan hari sebelumnya. Penguatan pada Jumat mencegah penurunan harga batu bara lebih dalam.
Harga batu bara bergerak sangat volatile pada pekan lalu. Secara keseluruhan, harga batu bara melemah 3,1% dalam sepekan meskipun sempat menguat pada tiga hari perdagangan.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Pada awal pekan, harga batu bara ambruk 2,9% kemudian menguat tipis 0,15% pada Selasa. Harga batu bara kembali amblas 4,4% pada Rabu tetapi naik pada Kamis dan Jumat.
Secara keseluruhan, harga batu bara masih lebih rendah 3,1% secara point to point dalam sepekan. Catatan ini berbanding terbalik dibandingkan pekan lalu ketika harga batu bara terbang 7,9% atau dua pekan sebelumnya saat harga batu bara menguat 3,9%. Dalam sebulan, harga batu bara juga anjlok 3,9% dalam sebulan tetapi masih melesat 185,3% dalam setahun.
Pelemahan harga batu bara disebabkan meningkatnya pasokan di sejumlah negara seperti China dan India.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
Produksi BUMN pertambangan Coal India mencapai 159,8 juta ton pada April-Juni, melonjak 29% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Coal India berkontribusi terhadap 82% terhadap total produksi di Negara Bollywood.
Kenaikan produksi batu bara India membuat kekhawatiran terkait ketersediaan pasokan sedikit mereda. Pada April-Mei lalu, harga batu bara melonjak karena krisis listrik di India. Meningkatnya produksi batu bara India diharapkan bisa menekan impor batu hitam setelah impor mereka melesat dua bulan terakhir.
Melemahnya harga batu bara pekan ini juga disebabkan oleh upaya China untuk meningkatkan produksi. Provinsi Shanxi mengumumkan akan meningkatkan produksi batu bara hingga 107 juta ton menjadi 1,3 miliar ton pada tahun ini. Pada tahun depan, Shanxi akan meningkatkan produksi hingga 50 juta ton sehingga total produksi menjadi 1,35 miliar.