Dalam kesempatan yang sama, Deputi 1 Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Febry Calvin Tetelepta menyampaikan, JTB merupakan proyek yang strategis karena dengan proyek JTB ini suplai gas di Jawa untuk industri dapat berjalan dengan baik. "Oleh sebab itu, secara khusus kami memberikan apresiasi kepada PEPC, maupun Rekind dan SKK Migas yang telah bekerja dengan sangat serius. Sehingga pada bulan Juli ini gas in dan pada bulan Agustus bisa on stream," ungkapnya.
Direktur Utama PEPC Awang Lazuardi menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang terus diberikan oleh Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Migas dan KSP dalam menyukseskan Proyek JTB ini. Terkait keselamatan, menurut Awang, JTB selalu mengedepankan aspek safety.
Baca Juga:
Soal Capim KPK Berlatar Penegak Hukum, KSP: Jangan Over Sensitif
Dirinya selalu menekankan kepada timnya untuk senantiasa mengedepankan keselamatan setiap tahap pekerjaan menuju on stream. "Jangan mengorbankan safety untuk sekedar mengejar produksi. Tapi kita tetap mencoba best effort untuk perbaikan-perbaikan ke depan," ujar Awang.
Proyek JTB diproyeksikan menjadi sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan industri, serta kelistrikan khususnya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Lapangan ini dapat memproduksi raw gas sebesar 315 MMSCFD dan kondensat 2700 bcpd. Selain itu, masih ada potensi tambahan produksi hingga 20 MMSCFD, sehingga terdapat peningkatan produksi penjualan sales gas dari 172 MMSCFD menjadi 192 MMSCFD. [tum]