Alperklinas.WahanNews.co | PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah (UIP Sumbagteng) menggagas Program Santripreneur di Kabupaten Kampar untuk meningkatkan kompetensi teknis santri serta memberikan bantuan mesin dan peralatan produksi.
Santripreneur merupakan Program Pemerintah yang digulirkan oleh Kementerian Perindustrian sejak 2013 dan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren.
Baca Juga:
Indonesia Perkokoh Peran Komunitas dalam Fungsi Kredit Karbon
Terinspirasi program Santripreneur, UIP Sumbagteng bekerja sama dengan Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kuok (BPSILKH Kuok) menyusun road map santripreneur berbasis tanaman Kayu Putih.
Peta jalan ini meliputi pembekalan teknis dari budidaya sampai pembuatan produk, pengadaan mesin penyuling, pendampingan budidaya hingga pelatihan pemasaran produk.
BPSILHK Kuok pembekalan teknis berupa Pelatihan Pengembangan Ekonomi Kreatif Pondok Pesantren Melalui Budidaya dan Diversifikasi Produk Kayu Putih di Kabupaten Kampar.
Baca Juga:
Tekan Emisi Gas, KLHK Kembangkan Tanaman Bioenergi Sumber EBT
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh unsur Pemerintah Daerah, BPSILHK Kuok, dan PLN. Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari dan diikuti oleh sekitar 60 orang peserta yang berasal dari 11 pesantren di Kabupaten Kampar.
Kepala BPSILHK Kuok, Priyo Kusumedi, menyampaikan bahwa program kerja sama dengan PLN ini memiliki beberapa kegiatan yang akan memberikan manfaat dalam peningkatan ekonomi kreatif di Kabupaten Kampar.
“Selain kegiatan pelatihan, ada kegiatan pembangunan rumah suling yang nantinya akan digunakan untuk pegolahan minyak atsiri. Kami juga akan memberikan sosialisasi tentang Standar Pelayanan Masyarakat di Fasilitas Publik (SPM-FP) untuk mengelola pondok pesantren yang ramah lingkungan, ramah air, ramah listrik dan ramah anak. SPM-FP ini merupakan standar khusus yang dikembangkan oleh Kementerian LHK,” ujarnya.