Alperklinas.Id | Usulan penyesuaian harga patokan Domestic Market Obligation (DMO) Batu Bara untuk sektor kelistrikan kembali mengemuka.
Jika harga patokan DMO batu bara naik, dikhawatirkan beban keuangan PT PLN (Persero) akan semakin berat, lantaran sebagian besar pembangkit listrik dihidupi dengan membakar batubara.
Baca Juga:
Menteri ESDM: 117 Perusahaan Tambang Harus Segera Penuhi Kewajiban Setoran PNBP
Sayangnya, mengenai harga patokan DMO batubara ini, pihak PLN belum bersedia memberikan banyak komentar.
DMO Batu Bara kembali menjadi perbincangan setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka opsi untuk mengevaluasi ketentuan patokan harga batu bara 70 dollar AS per ton.
Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo mengatakan bahwa kebijakan DMO batu bara menjadi kewenangan pemerintah. Rudy memastikan, PLN bakal patuh pada kebijakan yang diambil pemerintah.
Baca Juga:
Mendag Zulhas Batalkan Wajib Tunjukkan KTP Jadi Syarat Beli Minyakita
"Harga (DMO Batubara) untuk kelistrikan ditentukan pemerintah. Apa pun keputusan pemerintah, PLN selalu mendukung," ujar Rudy dikutip dari Kontan.co.id, Jumat (24/12/2021).
Dia pun enggan berkomentar mengenai evaluasi harga patokan DMO batu bara.
Namun yang jelas, PLN masih terus berupaya untuk bisa mengamankan pasokan batu bara yang diperlukan untuk kelistrikan pada tahun depan.
"Pembahasan hanya mengenai penerapan komitmen pasokan dengan mitra-mitra terhadap eksekusi dari regulasi," sebut Rudy.
Meski belum membeberkan secara detail mengenai besaran volume dan strategi pemenuhan batu bara di 2022, tapi Rudy menekankan bahwa kontrak jangka panjang dengan para pemasok dan produsen masih berlangsung.
"Kontrak longterm masih berjalan dengan baik," pungkasnya.
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi mengungkapkan, saat ini pihaknya bersama stakeholders lain yang terkait sedang melakukan evaluasi terhadap harga patokan batubara khususnya yang dialokasikan untuk kebutuhan pembangkit listrik secara umum.
Namun Sunindyo belum bisa menyampaikan lebih detail proses evaluasi yang tengah dilakukan.
“Tentunya kalau secara formula kita masih tetap gunakan yang 4 indeks tadi cuma memang sekarang kita sedang melakukan evaluasi terhadap capping harga 70 dollar AS per ton," ungkap Sunindyo dalam Webinar Minerba Virtual Fest 2021, Selasa (21/12/2021).
Sebagai informasi, pemenuhan DMO untuk ketenagalistrikan hingga Oktober 2021 mencapai 93,2 juta ton. Jumlah itu meliputi kebutuhan untuk PLTU milik PLN dan IPP. Merujuk catatan Kementerian ESDM, sampai dengan Oktober 2021 tercatat ada 85 perusahaan yang sudah memenuhi komitmen DMO.
Sementara ada 19 perusahaan yang komitmen DMO nya mencapai 20 persen - 25 persen. Selanjutnya, ada 19 perusahaan dengan komitmen DMO dalam kisaran 15 persen - 20 persen.
Kemudian, sebanyak 489 perusahaan masih komitmen DMO di bawah 15 persen. Hingga Oktober 2021 total realisasi DMO mencapai 110 juta ton atau 80 persen dari target sebesar 138 juta ton.
Dalam kebijakan DMO ini, pemerintah juga telah mematok harga batubara untuk kebutuhan domestik industri semen dan pupuk sebesar 90 dollar AS per ton. [tum]