Asian Development Bank (ADB) menciptakan Energy Transition Mechanism (ETM) untuk membantu negara-negara di Asia mencapai tujuan ini. Indonesia, sebagai contoh, meluncurkan rencana teknis dengan pendanaan dari $20 miliar Just Energy Transition Partnership (JETP), sebuah program investasi yang didukung oleh G7 untuk pembangunan berkelanjutan. Melalui ETM, Indonesia berencana menutup pembangkit listrik batu bara Cirebon-1 dengan kapasitas 660 megawatt tujuh tahun lebih awal dari jadwal semula, yaitu pada 2035.
Meskipun beberapa negara Asia berkomitmen pada target iklim yang ambisius, beberapa di antaranya masih sulit untuk mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara. Perubahan yang signifikan diharapkan tergantung pada seberapa cepat kapasitas energi terbarukan regional dapat dikembangkan, serta dukungan finansial yang diberikan oleh negara-negara kaya untuk menutup pembangkit listrik batu bara lebih awal.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Penguatan harga batu bara juga didorong oleh pembangkit listrik batu bara di India yang me-restock secara masif batu bara pada akhir Februari, meskipun mengalami peningkatan produksi listrik yang mencatatkan rekor untuk memenuhi permintaan yang meningkat dan dampak kekeringan terhadap pembangkit listrik tenaga air.
Sementara itu, upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara juga dihadapi oleh tantangan, terutama dalam hal penyelesaian kontrak pembangkit listrik batu bara yang telah ada. Beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia, menghadapi kesulitan dalam memutus kontrak ini dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih.
Asian Development Bank (ADB) menciptakan Energy Transition Mechanism (ETM) untuk membantu negara-negara di Asia mencapai tujuan ini. Indonesia, sebagai contoh, meluncurkan rencana teknis dengan pendanaan dari $20 miliar Just Energy Transition Partnership (JETP), sebuah program investasi yang didukung oleh G7 untuk pembangunan berkelanjutan. Melalui ETM, Indonesia berencana menutup pembangkit listrik batu bara Cirebon-1 dengan kapasitas 660 megawatt tujuh tahun lebih awal dari jadwal semula, yaitu pada 2035.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
Meskipun beberapa negara Asia berkomitmen pada target iklim yang ambisius, beberapa di antaranya masih sulit untuk mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara. Perubahan yang signifikan diharapkan tergantung pada seberapa cepat kapasitas energi terbarukan regional dapat dikembangkan, serta dukungan finansial yang diberikan oleh negara-negara kaya untuk menutup pembangkit listrik batu bara lebih awal.
Penguatan harga batu bara juga didorong oleh pembangkit listrik batu bara di India yang me-restock secara masif batu bara pada akhir Februari, meskipun mengalami peningkatan produksi listrik yang mencatatkan rekor untuk memenuhi permintaan yang meningkat dan dampak kekeringan terhadap pembangkit listrik tenaga air.
[Redaktur: Alpredo Gultom]