Alperklinas.WahanaNews.co | Penambangan Bitcoin telah menyebabkan krisis listrik di beberapa negara.
Di Kosovo, misalnya, yang memiliki tarif listrik termurah di Eropa, membuat negara ini diserbu oleh "penambang" kripto. Sebagai tanggapan, negara tersebut memberlakukan larangan penambangan Bitcoin.
Baca Juga:
Peretas Klaim Bobol Komputer Kementerian Pertahanan Israel, Ambil Informasi Sensitif
Pemerintah setempat bahkan telah mendeklarasikan keadaan darurat 60 hari, yang memungkinkannya mengalokasikan lebih banyak uang untuk impor energi dan memberlakukan pemadaman listrik.
Demikian pula, Iran, rumah bagi harga listrik terendah ke-14 di dunia, yang memberlakukan larangan sementara pada penambangan Bitcoin setelah beberapa kota mengalami pemadaman bergilir, demikian dikutip dari 911 Metallurgist, Jumat (8/7/2022).
Sementara itu, Kazakhstan, bahkan sampai mengalami krisis listrik yang berasal dari aktivitas penambangan cryptocurrency. Sebab negara tersebut telah mengalami kelebihan beban energi setelah penambang Bitcoin berdatangan dari China.
Baca Juga:
6 Tips Cara Trading Bitcoin untuk Pemula, Dijamin Untung!
Para penambang kripto asal China "bedol desa" ke Kazakhstan, sejak pemerintah Negeri Tiongkok melakukan penindakan aktivitas kripto mulai 2021.
Berdasarkan laporan Financial Times, permintaan listrik di Kazakhstan naik 8% sejak awal tahun. Ini merupakan kenaikan yang cukup signifikan, sebab biasanya hanya tercatat naik 1%-2% per tahunnya. Tiga pembangkit listrik tenaga batu bara paling vital di Kazakhstan telah ditutup Oktober tahun lalu.
Coindesk melaporkan sehubungan dengan pemadaman, Kementerian Energi Kazakhstan sempat membatasi penambangan baru yang menggunakan lebih dari 100 megawatt (MW) selama 2 tahun. Namun tak lama kemudian, kebijakan itu dibatalkan, hanya untuk penambang yang sah.