Kemudian Norma mengumpulkan para ibu-ibu yang memiliki keterampilan membuat jajanan dan membantu mereka untuk membuat label serta kemasan yang menarik.
Atas musyawarah para ibu-ibu yang didampinginya, nama usaha mereka pun diganti menjadi Jajanan Mama Bhabin. Nama ini menurut mereka lebih mudah diingat, unik, dan akrab bagi masyarakat Maluku yang dekat dengan sebutan mama atau ibu.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Beragam jajanan pun berhasil mereka kreasikan mulai dari keripik pisang, keripik keladi, keripik singkong, sagu tumbuk, hingga terompong atau makanan khas berbahan sagu dari Maluku. Usaha ini pun tumbuh dan menjadi bagian dari program BABENKA atau Bhayangkara Bantu Ekonomi Masyarakat.
“Sudah didukung ini menjadi program prioritas Polres Maluku Tengah, BABENKA atau Bhayangkara Bantu Ekonomi Masyarakat,” jelasnya.
Inisiatifnya pun terus berkembang dengan menyiapkan tempat produksi yang memadai bagi para ibu-ibu di desanya. Usahanya ini rupanya kemudian mendapat perhatian dari PLN yang memberikan dukungan Rp 80 juta berupa dukungan mesin hingga alat-alat elektronik.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Alhamdulilah sudah efektif dalam proses produksi, karena peralatan juga menggunakan listrik,” ujarnya.
Berkat bantuan dan pendampingan dari PLN itu, Jajanan Mama Bhabin pun akhirnya punya kapasitas produksi yang lebih baik. Setelah 5 bulan berjalan menggunakan peralatan yang lebih baik, kapasitas produksi sebelumnya sekitar 500 hingga 700 pcs jajanan per pesanan pun meningkat hingga 2.500 pcs jajanan.
“Pernah kami mendapat proyek itu sampai 500 kantong produksi yang isinya masing-masing ada 5 kemasan. Kami menyanggupi karena merasa sudah mampu,” jelasnya.