Alperklinas.WahanaNews.co | PT PLN (Persero) melakukan transfer pengetahuan tentang teknologi kelistrikan dan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) ke sejumlah perguruan tinggi dalam konferensi berbasis industri, Pusat Pengatur Beban (P2B) P2B Conference 2022.
P2B Conference 2022 yang diselenggarakan bersama dengan Universitas di Indonesia berupa sharing knowledge penelitian kajian-kajian tentang clean energy dan energy resilience.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Konferensi dihadiri segenap pegawai PLN Group serta akademisi dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November. Acara ini mengusung tema “Indonesia Grid Readiness Toward Clean Energy Transition and Security” dan menyajikan 25 kajian dalam 5 topik yang berbeda yakni power system, financial analysis, environment analysis, renewable energy dan engineering yang mengacu pada energi bersih dan ketahanan energi nasional.
General Manager PLN PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban Jawa, Madura, dan Bali (UIP2B Jamali), Suroso Isnandar mengatakan, konferensi ini digelar untuk mendukung program energi baru terbarukan (EBT) dan pemenuhan kebutuhan energi di sistem kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali.
“Pemanfaatan energi yang ramah lingkungan sangat diharapkan dapat berperan serta dalam menurunkan tingkat emisi CO2 akibat penggunaan bahan bakar minyak,” kata Suroso.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Suroso menjelaskan, P2B Conference berawal dari kegelisahan komunitas operasi sistem dan lainnya yang terkait makin lama makin menurun, tidak hanya di PLN namun juga di sektor pendukung ketenagalistrikan lainnya. Sementara sesuai Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2014 dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2017 yang dikeluarkan Dewan Energi Nasional, penggunaan EBT di Indonesia ditargetkan dapat mencapai sekitar 23 persen pada 2025 dan 31persen pada 2050.
Untuk tahun depan akan masuk Variable Renewable Energy (VRE) pertama di sistem Jamali dalam skala besar, PLTS Apung di Cirata 140 megawatt, menandakan era baru di mana VRE akan masuk ke dalam bauran energi. Ke depan, proporsi VRE bakal semakin tinggi bahkan secara agresif PLN sudah mencanangkan Net Zero Emision pada tahun 2060.
“Di RUPTL sendiri sudah terlihat ada moratorium untuk pembangunan PLTU dan membuka ruang yang lebih besar untuk teknologi yang lebih bersih, ini akan mengubah landscape dari sistem ketenagalistrikan termasuk landscape dalam pengaturan operasi sistem. Harapannya dengan P2B Conference dapat menjadi media bertukar pikiran, diskusi terkait hal-hal operasi sistem dan teknologi pendukungnya,” papar Suroso.