WahanaNews-Alperklinas | PT PLN (Persero) baru saja menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan PT Gistec Prima Energindo untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Wae Lega di Kupang (24/3/2023) bulan lalu.
Optimalisasi pembangkit bertenaga minihidro berkapasitas 2 x 0,875 MW tersebut merupakan langkah strategis yang diambil PLN untuk mendorong transisi energi di tanah air.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Fintje Lumembang mengatakan, PJBTL ini sangat strategis karena meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sekaligus menurunkan biaya pokok produksi (BPP) listrik di Flores.
Namun, proyek ini masih butuh proses pembangunan sampai sepenuhnya terintegrasi dengan sistem kelistrikan PLN.
“Percepatan suplai EBT ini mendukung target net zero emission di tahun 2060, selaras dengan kebijakan pemerintah dan untuk menekan BPP tenaga listrik sehingga penyediaan listrik jadi lebih efisien dan berkelanjutan,” ungkap Fintje, dikutip dari keterangan resmi PLN, Selasa (4/4/2023)
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Fintje memaparkan potensi penghematan BPP dari PJBTL ini mencapai Rp 38,7 miliar per tahun. Terlebih lagi, pembangkit berkapasitas 1.75 MW tersebut setara dengan 2,12 persen kelistrikan Flores.
“Ini mengisyaratkan pentingnya menjamin keberlangsungan pasokan air di Manggarai agar suplai listrik ke Sistem kelistrikan Flores tetap kontinui. PLN akan terus mencari peluang agar BPP Pembangkit di Pusat Listrik Flores bisa lebih efisien,” tambah Fintje.
Ia melanjutkan, beroperasinya PLTM Wae Lega sangat berpotensi menurunkan pemakaian diesel di wilayah tersebut. Potensi penghematan BBM-nya mencapai 2.950 kilo liter per tahun dengan pengurangan emosi CO2 mencapai 11.387,28 metrik ton/tahun.