"Lewat program EA ini, kami juga mendukung pemerintah untuk menguatkan ketahanan pangan nasional," ujar dia.
Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa, salah satu pelanggan program EA di Jakarta Timur telah merasakan manfaat dari inovasi teknologi berbasis listrik tersebut. Dengan metode smart farming yang digunakan di Agroeduwisata Edufarm Malakasari membuat omzetnya meningkat dari sebelumnya rata-rata Rp80 juta menjadi Rp125 juta setiap bulan.
Baca Juga:
Kembangkan Eduwisata Lebah di Garut, PLN Haleyora Power Salurkan Bantuan Alat Pengolahan Madu
Ketua KWT D'Shafa Haryati menyampaikan hasil panen Edufarm Malakasari naik 60 persen dari sebelumnya 50 kilogram (kg) menjadi 80 kg setelah menggunakan smart farming.
"Pakai smart farming ini Alhamdulillah kemarin pas musim panas, lokasi lain ada yang panennya tidak maksimal bahkan gagal panen, tetapi di Edufarm Malakasari ini malah panennya bisa berkali lipat," katanya.
Program EA juga mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha penggilingan padi Usaha Dagang (UD) 2 Putri di Demak, Jawa Tengah.
Baca Juga:
Pendapatan PLN Tumbuh Signifikan Mencapai Rp487 Triliun, Ditopang Peningkatan Penjualan Tenaga Listrik
Nurul selaku pemilik UD 2 Putri mengaku berhasil meningkatkan produksi penggilingan padi dua kali lipat sejak beralih dari mesin penggilingan padi berbahan diesel ke listrik.
"Sebelum menggunakan listrik, kami menggiling padi hanya 5 ton per hari, setelah menggunakan listrik produksi kami meningkat dua kali lipat, menjadi 10 ton per hari,” ujarnya.
Ia mengatakan sejak melakukan penambahan daya dari 105 kilovolt ampere (kVA) menjadi 197 kVA pada Juni 2023, pengoperasian dan kontrol mesin menjadi lebih mudah, biaya lebih murah, lingkungan kerja yang lebih bersih serta ketersediaan daya yang lebih stabil.