I Made menuturkan bahwa kerja sama pengelolaan FABA tersebut merupakan upaya PLN untuk menghasilkan nilai tambah kehadiran PLTU yang memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar, salah satunya batako.
Hasil produksi batako dari FABA kini dipakai untuk agenda bedah rumah yang digelar pemerintah setempat, pagar sekolah, hingga beragam bentuk penggunaan lain.
Baca Juga:
Wamenkeu Anggito Dorong Penguatan UMKM di Yogyakarta
“Kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan pelaku usaha konstruksi,” ujarnya.
I Made menyampaikan bahwa pihaknya mampu memproduksi 100 sampai 200 batako per hari dengan komposisi 20 persen semen, 15 persen FABA, dan 65 persen pasir. Dalam sepekan, BUMDes Karya Muda Mandiri mampu memanfaatkan FABA sebanyak lima sampai 10 ton per pekan.
Di sisi lain, produksi batako dari CV Bangun Nusantara mampu memproduksi sebanyak 2.000 sampai 3.000 batako per hari dengan komposisi semen sebanyak 20 persen, FABA 30 persen, dan pasir 50 persen. CV Bangun Nusantara mampu memanfaatkan FABA sebanyak 20 sampai 40 ton per minggu.
Baca Juga:
Sayuran Daun Kelor RI Diburu Asing, LPEI Ambil Peran
I Made mengatakan kualitas batako yang menggunakan FABA sebagai bahan campurannya lebih diminati konsumen karena lebih kokoh dari segi kekuatannya. Hal ini disebabkan oleh sifat pori-pori FABA yang rapat.
Manfaat pengelolaan limbah pembakaran batu bara juga dirasakan oleh CV Bangun Nusantara Raya.
Pimpinan CV Bangun Nusantara Raya Aditya mengatakan bahwa batako hasil produksi setelah menggunakan FABA dapat mengurangi penggunaan semen dalam proses produksi.