Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra memprediksi pengembangan mobil hidrogen ke depan cukup menjanjikan. Pasalnya, dibandingkan dengan mobil listrik, mobil berbahan bakar hidrogen mempunyai jarak tempuh yang lebih jauh.
Sebagai contoh, mobil berbahan bakar hidrogen biasanya bisa menempuh jarak rata-rata hingga 800 kilometer (km). Dengan asumsi satu kilogram hidrogen di dalam kendaraan memiliki jarak tempuh 100 km.
Baca Juga:
Bisa Produksi Green Hydrogen dengan Cepat, Begini Inovasi yang Dilakukan PLN
"Hidrogen ini ada sistem yang memakai 150 bar ada yang memakai sistem 700 bar pengisiannya seketika. Karena satu mobil itu bisa menampung kurang lebih 5 sampai 8 kg, di mana 1 kg nya itu bisa menempuh 100 km jadi bisa 800 km, bahkan beberapa mobil yang terbaru itu bisa menempuh untuk 1 kg nya itu 120 km," kata Edwin.
Selain itu, pengisian bahan bakar hidrogen juga lebih cepat dibandingkan dengan pengisian listrik pada baterai mobil listrik yang biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekalipun pengisiannya menggunakan fasilitas ultra fast charging.
"Ultra fast charging mungkin bisa setengah jam untuk pengisian penuh ya sampai 1 jam, kalau dia di rumah itu bisa beberapa jam pengisiannya tergantung berapa besar charging yang ada dan kapasitasnya sebesar sekarang itu bisa menempuh kurang lebih 400 sampai 500 km. Itu artinya kalau kita ke Jawa sana itu perlu beberapa kali charging," kata dia.
Baca Juga:
PLN Hadirkan 21 Green Hydrogen Plants di Indonesia, Siap Menuju NZE 2060
Di samping itu, Edwin menyebut untuk membuka ekosistem mobil hidrogen di Indonesia, pihaknya telah bertemu dengan dua pabrikan otomotif global yakni Hyundai dan Toyota yang telah memproduksi mobil berbahan bakar hidrogen. Toyota dengan produknya yang diberi nama Mirai dan Hyundai dengan mobil hidrogennya bernama Nexo.
"Kita juga sudah bertemu dengan pemilik dealernya tersebut ya seperti Toyota itu ada Mirai. Kemudian di Hyundai itu ada Hyundai Nexo. Jadi ini dua jenis mobil yang memang sekarang di dunia memakai hidrogen, tentunya ini sangat berkorelasi dengan infrastruktur yang ada," ujar Edwin.
Edwin membeberkan, saat ini PLN bekerja sama dengan BRIN melakukan uji coba untuk kedua mobil tersebut. Karena itu, ia berharap agar infrastruktur untuk pengembangan bahan bakar hidrogen di Indonesia dapat lebih masif.