“Tahunya dari petani lain, getok tular. Satu malam bisa puluhan sampai ratusan tikus bisa mati. Tapi kalau sudah agak lama pasangnya, biasanya jumlah tikus yang mati akan menurun,” ujar Sugito, salah satu petani di Desa Sidorejo, dua tahun lalu, seperti dilansir dari Kompas.com.
Sugito mengakui bahwa memasang jebakan tikus beraliran listrik di desanya sangat berbahaya. Namun, cara tersebut merupakan cara paling efektif mengurangi jumlah tikus yang memangsa padi. Dia menilai bantuan pemberantasan hama tikus dari Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi tidak efektif mengatasi hama tikus.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
“Bantuan semacam racun seperti makanan tikus tidak efektif. Tikus tidak mau makan racun itu. Masih efektif jebakan pakai listrik,” ujar dia.
Cara lain tak efektif Selain memasang jebakan beraliran listrik, sejumlah petani di Desa Baderan juga mencoba memberantas hama tikus dengan cara diracun. Namun, cara itu dinilai tidak efektif. Cara lain yang sempat dilakukan yaitu gropyok . Gropyok adalah sistem berburu tikus pada siang hari dengan cara membakar belerang di lubang sarang tikus. Setelah tikus keluar dari sarang karena asap belerang, warga bersiap dengan tongkat pemukul.
“Satu hari bisa dapat satu karung tikus kalau gropyok,” kata Bisri Ansori, sekretaris kelompok tani Desa Baderan.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Jebakan tikus beraliran listrik sangat berbahaya, namun para petani di Kabupaten Ngawi nekat menggunakan cara berbahaya tersebut karena cukup efektif membunuh tikus. Petani berharap ada inovasi alat memberantas hama yang efektif untuk membasmi tikus.
Untuk meningkatkan efektifitas pemberantasan tikus, kelompok tani di Desa Baderan menghargai satu ekor tikus dengan uang Rp 2.000. Meski berhasil menekan serangan tikus hingga 200 ekor sehari, petani tetap kewalahan.
“Biasanya serangan tikus setelah padi dipupuk. Tanaman padi itu dipotong sampai di bawah,” ujar dia.