Sejak itu, pengembangan mobil listrik skala nasional tidak pernah terjadi dan hanya dilakukan oleh beberapa kampus dalam skala kecil. Sampai akhirnya, keseriusan ini mulai muncul kembali saat Dahlan Iskan menjabat sebagai Menteri BUMN pada 2011.
Berdasarkan arsip Detik (9 Januari 2013), Dahlan kemudian mengumpulkan 5 pemuda yang disebutnya sebagai putera petir. Mereka adalah Dasep Ahmadi, Danet Suryatama, Ravi Desai, Ricky Elson, dan Mario Rivaldi.
Baca Juga:
Wuling Motors hadirkan layanan “Worry-Free Bersama Wuling EV” untuk atasi kekhawatiran konsumen
Seluruh pemuda itu sebetulnya berbakat dan memiliki keahlian untuk membuat mobil listrik. Mengutip Ridwan Arief Subekti, Dasep Ahmadi merupakan produsen mobil listrik bermerek Evina yang memiliki berbagai model dari city car sampai excecutive bus.
Lalu Danet Suryatama pembuat mobil listrik bernama Tucuxi yang seluruhnya diproduksi di Jogja. Dia adalah lulusan ITS dan Michigan University yang bekerja sebagai mekanik di pabrik mobil AS.
Sementara Ravi Desai adalah Presiden Direktur PT Great Asia Link yang memproduksi mobil listrik merek Elvi. PT Great Asia Link sendiri sudah menginvestasikan dana Rp 100 miliar untuk produksi mobil listrik nasional.
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
'Putera petir' keempat adalah Mario Rivaldi. Dia adalah Presiden Direktur PT Betrix Indonesia yang telah banyak membuat motor listrik. Dia sendiri adalah lulusan ITB yang lanjut kuliah di Ingris.
Dan yang terakhir adalah Ricky Elson. Berbeda dengan sebelumnya, Ricky berbasis di Jepang. Di sana dia fokus membantu perusahaan Jepang membuat motor penggerak kendaraan listrik. Selama 14 tahun di Negeri Matahari Terbit, Ricky telah menemukan belasan teknologi dan berhasil mematenkan seluruhnya. Saat di Indonesia, Ricky menciptakan mobil Selo dan Gendhis.
Seluruh 'putera petir' ini tidak bekerjasama untuk membuat satu mobil nasional. Namun, menggarap kendaraan yang telah dibuatnya masing-masing.